DATU – SAUDI AMPATUAN – Pasukan anti-narkotika Filipina menembak mati seorang wali kota yang dicurigai terlibat dalam operasi perdagangan narkoba dalam sebuah baku tembak pada Jumat. Samsudin Dimaoukom, Wali Kota Datu-Saudi Ampatuan dan sembilan anak buahnya menjadi korban terbaru dari perang melawan narkoba yang diumumkan Presiden Rodrigo Duterte.
Samsudin dan korban lainnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit akibat luka-luka yang mereka derita dalam setelah bertukar peluru dengan pihak keamanan. Polisi mengatakan, gerombolan itu melepaskan tembakan ke arah petugas saat dua kendaraan mereka dihentikan di pos pemeriksaan di Provinsi Mindanao.
“Insiden itu adalah operasi polisi yang sah. Kami mendapatkan informasi wali kota dan anak buahnya mengirimkan narkoba, jadi kami berusaha mencegat mereka. Mereka memilih melepaskan tembakan,” demikian disampaikan Bernard Tayong, petugas dari kantor polisi Cotabato Utara sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (28/10/2016).
Polisi mengatakan, telah menemukan tujuh senjata api, termasuk sepucuk senapan Armalite serta 13 bungkusan kecil yang dicurigai sebagai metamphetamine di dalam mobil yang ditumpangi Samsudin pascabaku tembak. Samsudin dan istrinya, yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Datu – Saudi Ampatuan, telah masuk dalam daftar buronan narkoba Presiden Duterte.
Sejak perang melawan narkoba diluncurkan akhir Juni 2016, sekira 750 ribu pengguna obat bius telah menyerahkan diri kepada pihak berwenang, dan 30 ribu tersangka telah ditangkap. Sedangkan dari kelompok target bernilai tinggi seperti pejabat, selebriti dan petinggi militer serta kepolisian, 201 orang telah menyerah, 66 tertangkap, dan 14 lainnya terbunuh.
(Rahman Asmardika)