MANILA – Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte kembali mengeluarkan kata-kata kasar setelah mendengar protes dari Uni Eropa (UE) terkait pembunuhan para pengedar narkotika di Negeri Lumbung Padi itu. Bahkan bahkan balik menuduh UE Eropa sebagai sekelompok orang munafik yang sedang berusaha menebus dosa mereka.
“ Saya membaca kecaman dari UE terhadap saya. Akan saya katakan pada mereka, ‘Persetan!’ Anda melakukan kecaman itu untuk menebus dosa kalian,” kata Duterte dalam pidato yang dikutip dari Inquirer, Rabu (21/9/2016). Berbicara di depan para pejabat pemerintah di Davao, pria berjuluk Digong itu menuduh UE bersikap keras terhadap isu hak asasi manusia (HAM) karena merasa bersalah atas kekejaman yang mereka lakukan di masa lalu.
Duterte mengatakan UE seharusnya melihat kembali sejarah yang menunjukkan perbuatan bangsa-bangsa Eropa terutama Inggris dan Prancis. “Dan UE punya nyali untuk mengecam saya. Saya ulangi, persetan,” tegas Duterte.
Langkah Duterte yang mengizinkan pembunuhan terhadap para pengedar narkotika dan pelaku kejahatan berat memang banyak mendapatkan kecaman dari dunia Barat. Tindakan yang dianggap main hakim sendiri dan melanggar HAM itu sampai saat ini diperkirakan telah menelan korban sekira 3.000 nyawa.
Namun, Duterte menganggap kebijakannya tidak bisa ditawar-tawar lagi, dan beranggapan situasi di Filipina saat ini sudah dalam keadaan darurat narkotika. Bahkan, Rody, sapaan akrab Duterte, mengatakan para korban yang tewas adalah orang-orang yang pantas mati.
“ Siapa mereka? Kriminal? Dan Anda sebut itu genosida? Berapa banyak orang yang telah mereka bunuh? “ ujar Duterte menanggapi kecaman dari UE tersebut.
(Rahman Asmardika)