Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kritik PM Malaysia Najib Razak ke Myanmar Dianggap Punya Maksud Lain

Rufki Ade Vinanda , Jurnalis-Sabtu, 10 Desember 2016 |13:01 WIB
Kritik PM Malaysia Najib Razak ke Myanmar Dianggap Punya Maksud Lain
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak Sampaikan Teguran Ke Myanmar Terkait Rohingya. (Foto: AP)
A
A
A

KUALA LUMPUR - Kritik keras Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak untuk Myanmar (Burma) atas tindak kekerasan yang dilakukan pihak militer kepada Muslim Rohingya merupakan hal yang jarang dilakukan oleh pimpinan negara di ASEAN. Sebab di kawasan ini terdapat aturan emas yang mengatur agar tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota lainnya. Namun, tampaknya hal ini diabaikan oleh Najib yang terus-menerus mengkritik Myanmar dengan tajam.

Seperti dilansir Asia Correspondent, Sabtu (10/12/2016), teguran Najib tersebut tidak lepas dari kritikan masyarakat. Ia dianggap sengaja menarik simpati Muslim Malaysia dengan menjual isu moral agar dirinya mendapat suara pascaskandal krupsi yang melibatkan dirinya mencuat. Najib diketahui akan mengikuti Pemilu Malaysia 2017.

Sebelumnya pada pekan lalu, Najib dalam orasinya menyerukan ajakan melakukan intervensi terhadap Myanmar untuk menghentikan "genosida" Muslim Rohingya dan menuntut pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi untuk segera bertindak.

"Najib seharusnya bisa menyampaikan kritiknya tentang Rohingya melalui cara diplomatik seperti duta besar. Tapi, ia memilih berorasi di depan publik," ujar Juru Bicara Presiden Myanmar, Zaw Htay.

Ia menambahkan, aksi Najib ini merupakan salah satu strategi untuk memperoleh suara dari kalangan masyarakat Muslim. Teguran Najib tersebut membuat hubungan Malaysia dan Myanmar memanas. Hal ini membuat Myanmar mengeluarkan kebijakan melarang warganya untuk bekerja di Malaysia.

Sementara pengungsi Rohingya di Malaysia mengapresiasi teguran Najib pada Myanmar tersebut. Namun, mereka juga berharap Malaysia bisa memberikan kehidupan yang lebih baik pada mereka.

"Orang Rohingya berharap sesuatu bisa berubah di Myanmar dan Malaysia yang sebagian dari kami tinggal secara ilegal. Kami dilecehkan setiap hari oleh polisi dan semua orang. Kami tidak punya martabat di sini," ujar salah satu pengungsi Rohingya, Faisal Islam Muhammad Kassim.

Banyak dari pengungsi Myanmar yang hidup menderita di pinggiran Kota Kuala Lumpur. Mereka bekerja secara ilegal di restoran dan konstruksi. Keluarga dan pria lajang tinggal di sebuah tempat sewaan berbentuk kotak yang sangat sempit. (rav)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement