MOSKOW – Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald John Trump pernah mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin usai pelantikan pada 20 Januari. Namun, hingga kini belum ada pembicaraan mengenai pertemuan keduanya. Komentar tersebut diungkapkan oleh juru bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov.
“Hingga kini belum ada pembicaraan mengenai pertemuan tersebut,” ucap pria berusia 49 tahun itu, seperti diwartakan Reuters, Senin (16/1/2017). Komentar tersebut diungkapkannya untuk merespons kabar dari harian Sunday Times bahwa Trump dan Putin akan bertemu di Reykjavik, Islandia.
Harian yang berbasis di Inggris itu mengutip perkataan sejumlah pejabat Negeri Ratu Elizabeth bahwa pertemuan sedang direncanakan dan kemungkinan besar mengambil tempat di Reykjavik. Kabar tersebut langsung direspons dengan baik oleh Kementerian Luar Negeri Islandia.
“Pemerintah Islandia belum menerima permohonan terkait pertemuan tersebut. Jika pejabat di Washington mengajukan permintaan formal kepada pemerintah Islandia untuk mengatur pertemuan di Reykjavik, kami akan menyambutnya dengan positif. Kami ingin sekali berkontribusi terhadap peningkatan hubungan antara AS dan Rusia seperti halnya pada 1986,” ujar Menteri Luar Negeri Islandia Thor Thordharson, mengutip dari harian Morgunbladid.
Islandia menjadi tuan rumah pertemuan antara pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan di Hofdi, Reykjavik pada Oktober 1986. Pertemuan bersejarah tersebut menjadi langkah penting untuk mengakhiri Perang Dingin dengan fokus pada pengurangan senjata ofensif strategis.
Harian Sunday Times melaporkan, Donald Trump ingin mengadakan pertemuan dengan Vladimir Putin di Reykjavik beberapa pekan usai pelantikan. Sang presiden terpilih juga dilaporkan tengah membahas isi dari kesepakatan pembatasan senjata nuklir. Moskow disebut-sebut sudah sepakat untuk mengadakan pertemuan untuk kedua pemimpin tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)