Ketika tentara Irak membawa Ayman pulang ke kerabatnya yang tersisa, yakni nenek dan pamannya, dia sempat menolak. Sambil menganak sungai, ia melompat ke pelukan ayah dan ibu angkatnya. Seolah tak ingin berpisah juga.
"Beri kami waktu bersama, sebentar saja," pinta Umm. Perempuan bercadar ini berusaha menenangkan putra angkatnya. Ia berkata, "Ayman, kamu akan pergi dan bertemu dengan ibu kandungmu sekarang. Tapi ketika kamu besar nanti, kamu akan datang dan menemui saya."
Ayman memeluk neneknya. (Foto: Reuters)
Di sisi lain, neneknya sudah menunggu. Selama ini, keluarga mengira Ayman sudah meninggal atau direkrut ISIS menjadi militan cilik. Sampai pamannya, Samir Rasho Khalaf melihat postingan di Facebook pada 28 Januari 2017 tentang seorang anak Yazidi bernama Ayman Ameen Baraakat ditemukan pasukan Irak saat operasi pembebasan Mosul.
"Saya terkejut. Ini benar-benar keajaiban. Dia kembali dari kematian," selorohnya.
Ayman bersama pamannya, Samir Rasho Kalaf (kiri) di Duhok, Irak. (Foto: Reuters)
Pada malam yang sama, keluarga yang terpisah akibat perang ini, dipersatukan kembali. Pelukan hangat yang terlupakan, akhirnya meluruhkan keengganan Ayman untuk berpisah dari keluarga yang mengasuh dia dengan penuh cinta selama 18 bulan terakhir.
Beberapa hari kemudian, Ayman tampak bermain dengan gembira bersama anak-anak Yazidi sebayanya. Ketika ditanya, apakah dia bahagia bersama keluarga angkatnya, anak itu menjawab, "Ya." Lalu apakah dia senang bisa kembali ke keluarga kandungnya, Ayman mantap menjawab, "Ya."
Ayman duduk di tengah anak-anak Yazidi seusianya. (Foto: Reuters)
(Silviana Dharma)