“Jadi dulu mencetaknya juga masih pakai mesin Belanda. Lama kelamaan ada seorang pengusaha dari Sarikat Tapanuli membeli mesin cetak, dan mulai mencetak sendiri surat kabarnya," katanya.
Surat kabar yang cukup terkenal dalam sejarah pers di Kota Medan adalah Benih Merdeka yang mulai terbit antara tahun 1916 - 1920. Surat kabar ini menceritakan segala gejolak perjuangan merebut kemerdekaan.
“Di masa-masa kemudian, surat kabar menjadi tempat untuk menceritakan perjuangan-perjuangan bangsa. Menyebarkan ide-ide kemerdekaan melawan penjajah,”tukasnya.
Kini barang-barang yang menjadi saksi pergerakan elitism penjajah dan perjuangan kemerdekaan itu kian using. Bahkan mulai hancur termakan usia. Dibutuhkan sebuah perawatan khusus agar barang-barang itu bisa terus mengingatkan setiap anak bangsa di Sumatera, khususnya di Sumatera Utara, akan pentingnya surat kabar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
“Barang-barang ini butuh perhatian dari pemerintah. Mereka butuh diawetkan agar terus bisa menginspirasi anak bangsa ini,”tandas Ichwan.
(Khafid Mardiyansyah)