Dengan logat Jawa Timur, Dony pun bertanya apa alasan warga itu masih tetap mengurusi pertaniannya dan tak ikut mengungsi.
"Bapak kenapa masih di sini. Yang lain sudah mengungsi. Tidak takut pak dengan yang namanya wedhus gembel," tanya Dony.
Mendengar kalimat Dony yang menyebut wedhus gembel itu, membuat wartawan lainnya yang kebetulan liputan bersama Dony pun tertawa.
Bagaimana tidak, pria bertubuh kecil ini justru pernah mau mengambil gambar saat awan panas itu meluncur turun. "Masak sama rombongan wedhus saja takut. Aku malah pernah di seruduk wedhus. Gak sakit tuh," ucap Dony.
Awalnya, tak ada yang menghiraukan ucapan Dony. Namun, saat melihat Dony justru lari ke atas, disaat warga berteriak ada awan panas meluncur, baru wartawan lainnya tersadar kalau Dony ini tak tahu apa itu wedhus gembel.
"Wah ini yang aku tunggu-tunggu, gua naik dulu bro," ucap Dony sambil berlari keatas.
"Don, turun, elo mau terpanggang nekat naik keatas," teriak wartawan lainnya.
Mendengar teriakan dan langkah seribu wartawan lainnya meninggalkan lokasi di mana gambar itu diambil, Dony pun mengurungkan niatnya. Dan cepat-cepat berbalik arah.
Dengan wajah lugunya, Dony pun bertanya, apa itu wedhus gembel. Kemudian, wartawan lain pun menerangkan kalau wedhus gembel itu bukan sekumpulan kambing dengan bulu gembel. Melainkan awan panas yang bisa meluluhlantahkan apa saja yang dilaluinya.