BANDUNG - Pemkot Bandung berjanji akan membayar kebutuhan untuk pembelian obat bagi Muhammad Fahri (11), bocah penderita osteogenesis imperfecta. Fahri sendiri merupakan warga Kota Bandung. Ia tinggal di kawasan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Bandung.
Saat ini, Fahri harus menjalani pengobatan dengan cara dimasukkan melalui suntikan. Sebulan sekali, tubuh Fahri harus mendapat asupan obat agar tulangnya sedikit lebih kuat.
Harga obat itu sebelumnya sekira Rp15 juta sekali suntik. Tapi saat ini harga yang harus dibayar adalah Rp3,8 juta setelah mendapat subsidi melalui BPJS Kesehatan.
Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial pun sudah menjenguk Fahri pada Jumat 31 Maret 2017. Menurutnya, kondisi Fahri saat ini jauh membaik dibanding dua tahun lalu saat ia menjenguknya.
"Sekarang alhamdulillah ada perkembangan. Dulu Mang Oded ke sini dia belum bisa duduk. Sekarang sudah lumayan alhamdulillah perkembangannya," ucap Oded.
Ia mengatakan, sudah memberi perhatian sejak dua tahun lalu. Saat itu, BPJS Kesehatan dibantu pembuatannya oleh petugas dari Pemkot Bandung. Sehingga saat mendapat perawatan, sebagian biayanya ditanggung oleh BPJS.
Disinggung soal sulitnya pengobatan Fahri karena harus digendong oleh ibunya ke RSUD Bandung, Oded mengatakan akan mempermudahnya. Selanjutnya, proses pengobatan dan pemeriksaan akan dilakukan di tempat Fahri tinggal saat ini.
Dengan cara seperti itu, ibu Fahri tak perlu lagi ngangkot dari rumah ke rumah sakit dan menggendong Fahri. Fahri tinggal diam di rumah dan tim dokter yang akan datang.
"Saya sudah sampaikan pada aparat kewilayahan dan Karang Taruna agar ketika Fahri mau berobat biar nanti ditelefon pihak rumah sakitnya, nanti dokter yang akan ke sini," ungkapnya.
Oded juga berjanji akan terus memantau perkembangan Fahri. Ia akan berkoordinasi dengan aparat kewilayahan setempat untuk mengetahui kabar dan kondisi kesehatannya.
Disinggung soal biaya Rp3,8 juta yang harus dikeluarkan ibu Fahri, ia akan mengupayakannya agar bisa gratis. Sehingga obat tidak menjadi beban sang ibu yang hanya mengandalkan pendapatan dari berjualan tisu keliling.
"Saya akan coba (mengusahakan) meng-cover itu. Karena sekarang ada zakat profesi PNS Kota Bandung, saya akan minta Pak Sekcam (Cibiru) untuk membuatkan proposal pengajuan kepada Baznas Kota Bandung untuk kebutuhan Rp3,8 juta itu," jelas Oded.
Fahri sendiri mengidap penyakit osteogenesis imperfecta sejak lahir karena penyakit itu merupakan penyakit turunan. Tapi baru di usia empat tahun gejala penyakit itu muncul.
Tulang-tulang di tubuh Fahri sangat rapuh dan mudah patah. Sejak usia empat tahun hingga kini, sudah lebih dari 20 tulang di tubuh Fahri yang patah.
Ia pun tidak bisa beraktivitas normal. Fahri lebih banyak terbaring di tempat tidur. Tapi belakangan ini kondisinya relatif membaik. Fahri sudah bisa duduk, bahkan bisa merangkak untuk beraktivitas. Ia pun sudah bisa bermain meski pergerakannya terbatas.
(Ulung Tranggana)