BULELENG - Pelaksanaan Ngaben (Pitra Yadnya) yang dilaksanakan secara bergotong-royong atau massal oleh masyarakat Desa Kekeran dan Desa Pelapuan, Kecamatan Bususngbiu, Buleleng mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta.
Menurut Sudikerta, Ngaben massal yang dilaksanakan secara bergotong royong dapat meringankan umat mengingat biaya pengabenan saat ini cukup tinggi.
"Namun, tidak mengurangi nilai dan maknanya, apalagi jika upacara seperti ini bisa dilakukan secara gratis tanpa memungut biaya apapun dari masyarakat," ujar Sudikerta saat menghadiri Ngaben massal, Jumat (16/6/2017).
Sudikerta mengaguminya karena kegiatan yang digelar gotong royong lebih baik, ketimbang digelar sendiri-sendiri namun meninggalkan utang. Ia pun mengingatkan warga agar terus menerus untuk tidak berlebihan.
“Yadnya yang dilakukan untuk menghaturkan upacara kepada leluhur, menghantarkan para leluhur menuju surga loka jangan sampai meninggalkan utang, gadai harta benda. Kalau upacara yang meninggalkan utang itu merupakan upacara yang nista karena tidak membuat bahagia yang melaksanakan upacara tersebut karena sesungguhnya ida betara (Tuhan-red) tidak pernah menuntut umatnya untuk melaksanakan yadnya secara mewah,” ungkap Sudikerta.
Calon Gubernur Bali 2018 itu menambahkan, pelaksanaan upacara Pitra Yadnya dan rangkaiannya bagi arwah leluhur merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali sebagai bentuk bhakti, penghormatan dan membayar utang sebagai anak yang telah dibesarkan para leluhur sesuai ajaran Tri Hita Karana.
Ke depan, Wagub Sudikerta mengingatkan agar masyarakat Bali secara luas untuk terus beryadnya secara tulus ikhlas, tanpa harus mengutamakan gengsi yang berlebihan, sehingga tidak akan memunculkan persaingan individual dalam tingkat bebantenan, termasuk dalam melaksanakan upacara pengabenan.
(Arief Setyadi )