TIMIKA - Executive Vice Presiden (EVP) PT Freeport Indonesia, Sony Prasetyo, mengatakan bahwa kerugian yang dialami perusahaan akibat dari aksi anarkis massa non karyawan mencapai Rp42 miliar atau sekitar 3 juta US Dolar.
“Yang sudah di investarisasi mencapai 42 Miliar, kalau di dolarkan mencapai tiga juta dolar. Jadi hingga saat ini kami masih melakukan invetarisasi terkait kerugian,” ungkap Sony di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Minggu (20/8/2017) malam.
Selain melakukan inventarisasi kerugian pada internal PT Freeport, juga dilakukan inventarisasi kerusakan dan kerugian yang dialami perusahaan kontraktor seperti PT Petrosea. Sekaligus kendaraan milik karyawan aktif yang dirusak dan dibakar massa saat sedang bekerja.
“Yang dibakar itu memang benar merupakan kendaraan karyawan aktif, karena saat itu pemilik kendaraan sedang berada dilapangan,” ungkapnya.
Sebagian kerusakan akibat aksi anarkis massa non karyawan, secara berlahan diperbaiki khususnya dibidang infrastruktur. Agar tidak menghambat jalur pengoperasian perusahaan baik pengiriman karyawan dari highland ke lowland dan sebaliknya, serta penyaluran logistik ke Tembagapura.
“Besok diharapkan semuanya kembali normal, meski masih ada puing-puing. Dalam kondisi apapun kita akan tetap berusaha agar operasional perusahaan tetap berjalan normal,” katanya.
Sony juga mengatakan, perusahaan sebelumnya telah berusaha untuk mengaktifkan kembali seluruh karyawan yang melakukan aski mogok kerja, salah satunya dengan cara melakukan paemanggilan kerja. Namun, upaya yang dilakukan tidak mendapat ada respon dari para pekerja yang melakukan mogok.
“Saat ini PTFI tidak menerima karyawan, tetapi melalui kontraktor. Silahkan saja melamar bagi mereka yang mempunyai tanggungjawab keluarga. Memang penerimaan tidak sekaligus, karena yang diutamakan untuk operator-operator mesin dan alat berat,” katanya.
Sebelumnya memang unjuk rasa anarkis yang dilakukan massa non karyawan korban PHK dan Furlough, perusahan telah melakukan koordinasi secara intens bersama aparat keamanan. Sehingga terkait dengan keamanan perusahaan beserta seluruh karyawan aktif, diserahkan sepenuh kepada aparat.
“Kami serahken sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk menjaga keamanan. Karena memang, sejak mulainya unjuk rasa kami selalu lakukan koordinasi,” katanya.
Follow Berita Okezone di Google News
(kha)