PERNAH kah Anda mendengar Kota Pompeii? Atau mungkin familiar dengan nama Gunung Berapi Vesuvius di Italia? Jika belum pernah mendengar nama Kota Pompeii, Anda tidak perlu khawatir. Sebab, kota tersebut sudah menghilang sejak 79 Masehi alias 1938 tahun yang lalu.
Kota Pompeii yang dikuasai oleh Kekaisaran Romawi itu terkubur akibat tebalnya abu vulkanik hasil letusan Gunung Vesuvius. Gunung berapi aktif itu sempat ‘istirahat’ selama berabad-abad sebelum meletus dan mengubur Pompeii dan Herculaneum pada 24 Agustus 79.
Pompeii dan Vesuvius terletak di kaki Gunung Vesuvius, di Teluk Napoli, Italia. Di awal Kekaisaran Romawi, kota tersebut dihuni oleh 20 ribu penduduk, termasuk pedagang, pekerja industri, dan petani yang memanfaatkan betul kesuburan tanah di Pompeii.
Hingga saat itu, tidak ada yang menyadari bahwa subur dan gemburnya tanah Pompeii adalah akibat warisan erupsi Gunung Vesuvius. Sementara itu, Herculaneum adalah kota dengan jumlah penduduk mencapai 5.000 orang dan merupakan destinasi wisata favorit orang-orang kaya Romawi di musim panas.
Semua itu lenyap hanya dalam hitungan jam saat Vesuvius meletus pada 24 Agustus 79 sore. Dinukil dari History, Kamis (24/8/2017), Vesuvius memuntahkan awan berbentuk jamur setinggi 16 kilometer (km) ke udara serta batu apung. Saking dahsyatnya, letusan tersebut mencapai lapisan stratosfer bumi.
Selama 12 jam, abu vulkanik dan batu apung berdiameter 7 sentimeter (cm) menutupi Pompeii. Warga terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri. Akan tetapi, sekira 2.000 orang memutuskan bertahan. Mereka menggali tanah atau berlindung di balik batu-batu raksasa dengan harapan erupsi akan berhenti.
Herculaneum sendiri sempat diselamatkan oleh tipuan angin kencang dari barat. Namun, tetap saja tidak ada yang bisa terhindar dari amukan erupsi Vesuvius. Awan raksasa berisi debu panas dan gas, meluncur ke sayap barat Vesuvius di mana Herculaneum berada.
Erupsi akhirnya membakar habis seluruh Herculaneum dan penduduknya. Beberapa di antara penghuni tewas akibat sesak napas, selain karena luka bakar. Awan mematikan tersebut juga diikuti oleh banjir lumpur vulkanik dan batu sehingga Herculaneum hanya tinggal kenangan.
Warga Pompeii yang bertahan, akhirnya tewas pada 25 Agustus 79 pagi karena awan yang terbentuk dari gas beracun. Mereka yang bertahan, meregang nyawa akibat gas beracun tersebut. Tak lama kemudian, banjir batu dan abu merobohkan atap-atap dan tembok kota sehingga mereka tertimbun.
Kedua kota itu baru ditemukan kembali pada abad ke-18. Operasi penggalian berhasil menemukan sebuah patung batu di Herculaneum. Pemerintah Kota Napoli kemudian menggali lebih banyak obyek seni dari sisa-sia Herculaneum. Tak lama kemudian, proyek penggalian ditinggalkan begitu saja.
Pada 1748, seorang petani menemukan jejak Pompeii di bawah kebun anggurnya. Sejak itu, penggalian terus dilakukan hingga sekarang tanpa henti. Pada 1927, Pemerintah Italia melanjutkan penggalian Herculaneum dan mampu menyelamatkan banyak peninggalan seni, termasuk patung batu serta lukisan-lukisan.
Jasad sekira 2.000 orang ditemukan kemudian di Pompeii. Setelah meninggal akibat sesak napas, jasad-jasad itu kemudian tertutup abu yang mengeraskan serta mengawetkan bagian luar tubuh. Jenazah tersebut kemudian terurai hingga tersisa tulang belulang yang pada akhirnya membentuk cetakan plester unik.
Hingga hari ini, Gunung Vesuvius merupakan satu-satunya gunung berapi yang aktif di daratan Eropa. Erupsi terakhir Vesuvius terjadi pada 1944 dan erupsi masif terakhir terjadi pada 1631. Vesuvius diperkirakan masih akan bangun di masa depan sehingga nyawa 700 ribu orang yang tinggal di “zona kematian” sangat bergantung pada mitigasi bencana.
(Emirald Julio)