Waduh! Teror Penyiraman Cairan Asam Bikin Geger Karnaval di London
NOTTING HILL – Serangan cairan asam terjadi pada hari pertama Notting Hill Carnival berlangsung. Para peserta karnaval tengah berkumpul di St Charles Square pada Minggu 27 Agustus pukul 19.55 waktu setempat. Sebanyak tiga orang dikabarkan mengalami iritasi kulit akibat serangan tersebut.
Awal mula peristiwa tersebut ketika seseorang dari kerumunan peserta Notting Hill Carnival melemparkan cairan asam ber-PH rendah (mild acid). Setelah itu, tiba-tiba ada seseorang yang berlari lalu berteriak, ‘Lari!’
Menurut laporan yang dilansir dari Mirror, Selasa (29/8/2017), teriakan tersebut pun menimbulkan kepanikan yang membuat kerumunan peserta karnaval berlarian.
"Kami berjalan menyusuri jalan menuju Portobello dan melihat banyak polisi yang berlarian ke arah kami. Menit berikutnya, seseorang berteriak 'lari!' dan semua orang mulai menerjang kami," jelas salah satu peserta yang tidak diketahui identitasnya.
Polisi mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki motif dari penyiraman cairan asam tersebut. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tersangka yang ditahan. Polisi nantinya akan menggunakan perangkat lunak pengenal wajah untuk menemukan pelaku yang melancarkan aksinya tersebut di tengah keramaian.
Sementara, tiga korban penyiraman tersebut telah mendapatkan perawatan. Dua di antaranya mendapatkan penanganan langsung di tempat kejadian
"Tiga orang juga telah dilaporkan mengalami luka iritasi pada kulit, namun sepertinya lukanya tidak terlalu serius," ungkap salah satu petugas kepolisian.
Notting HIll Carnival berlangsung selama dua hari. Ratusan ribu orang bersuka ria dan menari-nari mengelilingi rute karnaval di London Barat, sementara ada sejumlah peserta memberikan penghormatan kepada orang-orang yang meninggal pada tragedi kebakaran Menara Grenfell Tower.
BACA JUGA: Kebakaran Apartemen Bertingkat London Cerminan Kesenjangan Sosial
Selama karnaval berlangsung, terjadi lebih dari 100 penangkapan. Sebanyak 112 kasus dilakukan untuk pelanggaran obat-obatan terlarang, 58 penangkapan dilakukan karena kepemilikan senjata atau pisau, 37 penangkapan karena melawan ketertiban umum, dan sekira 14 penangkapan akibat tindak pelecehan seksual, dan 17 penangkapan atas penyerangan polisi. Namun jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pada 2016, ketika lebih dari 450 orang ditangkap selama dua hari perayaan tersebut. (pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)
