“Dari dalam kepentingan ekonomi asing diperkuat dengan kekuatan rezim militer Myanmar. Military-economic interest, atau kepentingan ekonomi militer menjadi momok menakutkan dalam sejarah panjang konflik Myanmar," tambah Agus.
(Baca juga: GP Ansor: Tragedi Rohingya Terjadi karena Konflik Geopolitik)
Dalam catatan PB PMII, sejak 2012 pembunuhan dan pengusiran masal terjadi. Terhitung 160 ribu warga Rohingya terusir dari tanah mereka dan mencari suaka ke beberapa negara tetangga seperti Indonesia, Bangladesh dan Thailand.
Merespons aksi pembantaian itu, PMII meminta pemerintah mewakili keresahan masyarakat Indonesia dengan berani menawarkan diri menjadi mediator untuk mencari solusi atas konflik etnis itu.
“Kami berharap pemerintah mau mewakili keresahan masyarakat Indonesia dan berani menawarkan diri menjadi mediator sebagai ruang pencarian solusi atas masalah yang tak kunjung henti ini," pungkasnya.
(Ulung Tranggana)