“Siapa yang dapat memastikan bahwa ranjau darat itu tidak ditanam oleh para teroris? Ada banyak pertanyaan. Saya ingin mengatakan bahwa bukanlah sebuah berita yang valid jika Anda menulis hanya berdasarkan karangan cerita orang di pinggir jalan,” ujar Zaw Htay, mengutip dari Reuters, Selasa (5/9/2017).
Jalur tersebut diketahui dipakai oleh etnis Rohingya untuk mengungsi ke Bangladesh. Hingga Senin, tercatat hampir 90 ribu orang Muslim Rohingya melarikan diri ke negara yang dulu bernama Pakistan Timur tersebut sejak kekerasan meletus pada 25 Agustus 2017.
Kekerasan terjadi sebagai dampak agresifnya militer Myanmar dalam melancarkan operasi balasan terhadap Tentara Pembebasan Arkhan Rohingya (ARSA). Muslim Rohingya seakan mendapatkan diskriminasi karena tidak diungsikan ke tempat lebih aman oleh pihak berwenang.
(Wikanto Arungbudoyo)