Salah satu warga Rohingya, Arfa Begum, beserta tujuh anggota keluarganya mencoba berlindung di bawah pohon karet di dekat permukiman Balukhali di mana mereka tiba lima hari yang lalu.
"Mereka mengusir kami dari perkebunan karet," katanya, merujuk pada polisi dan penjaga perbatasan yang memaksa para pengungsi keluar dari tempat penampungan darurat.
"Butuh waktu berjam-jam untuk menemukan tempat yang aman. Kami basah kuyup," tambahnya.
Seorang pakar hak asasi manusia di Cox's Bazar mendesak pemerintah untuk menutup sekolah lokal selama tiga hari untuk mengizinkan warga Rohingya mengungsi di bangunan sekolah tersebut.
BACA JUGA: Alhamdulillah! Suu Kyi akan Cari Bantuan untuk Muslim Rohingya