Akses Sulit, PM Bangladesh Buka Pintu untuk Relawan
Anca menyatakan, bukanlah hal yang mudah untuk bisa datang ke Bangladesh. Pada awalnya, ia masuk ke wilayah perbatasan Myanmar-Bangladesh dengan sembunyi-sembunyi. Namun, kemudian langkah Anca dipermudah dengan pernyataan dukungan terhadap Rohingya dari Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina Wazed.
"Ketika PM Hasina memberi statement tentang empati beliau terhadap Rohingya, akses untuk memberikan bantuan lebih terbuka," imbuh Anca.
Anca menambahkan, pernyataan PM Hasina juga membuat warga lokal Bangladesh lebih berani bergerak untuk membantu para pengungsi. Mereka juga tak segan untuk berinteraksi dengan warga Rohingya.
"Interaksi antara Rohingya dan warga lokal Bangladesh berlangsung biasa. Kadang-kadang mereka malah membantu. Bahkan ACT pun dibantu warga lokal untuk memberi bantuan selama ini. Beberapa dokter juga dari Bangladesh," terangnya.
Anca bercerita bahwa PM Hasina telah mengunjungi kamp pengungsian Rohingya secara langsung. Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Bangladesh sangat peduli dengan pengungsi Rohingya. Kunjungan PM Hasina ini memupuk semangat warga Bangladesh dalam mendukung Rohingya. Bahkan beberapa warga yang sebelumnya diam kini berani memasang banner bertuliskan "Stop Killing Rohingya".
Muslim Rohingya Bahagia Terima Bantuan Indonesia
Menutup ceritanya, Anca menuturkan para warga Rohingya sangat antusias dan bahagia menerima bantuan dari Indonesia. Beberapa dari mereka bahkan menerima bantuan sembari menangis.
"Mereka sangat bahagia menerima bantuan. Bahkan ada pengungsi yang menangis saat diberi makan karena ia tak makan selama 3 hari lamanya setelah melakukan perjalanan untuk menyeberang ke Bangladesh. Ia melakukan perjalanan selama 13 hari dan bekal makanan hanya cukup untuk 10 hari saja sehingga sisanya ia tidak makan, " jelasnya.
Berdasarkan informasi yang ia kumpulkan warga Rohingya membutuhkan waktu 10 sampai 15 hari untuk menyeberang ke Bangladesh. Kondisi para pengungsi baik yang lama maupun baru menyeberang masih memprihatinkan meskipun saat ini jumlah bantuan yang datang dari berbagai pihak masih mencukupi.
(Emirald Julio)