JAKARTA – Krisis yang terjadi di Rakhine, Myanmar, memang menjadi sorotan masyarakat dunia. Berbagai negara berusaha menghentikan penyerangan yang dilakukan oleh otoritas bersenjata negara tersebut terhadap etnis Rohingya.
Salah satu negara yang turut menyoroti masalah ini adalah Malaysia. Desakan untuk menghentikan kasus ini juga dilakukan oleh Pemerintah Negeri Jiran. Bahkan, pada awal September, Pemerintah Malaysia hingga memanggil Duta Besar Myanmar untuk Malaysia, U Zaw Myint.
Menurut Anggota Parlemen Malaysia, Budiman Mohammad Zohdi, tindakan yang dilakukan Pemerintah Malaysia sama seperti Indonesia. Malaysia terus memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya.
“Malaysia seperti Indonesia mengantar kapal bantuan ke Bangladesh. Relawan kami sudah berada di sana saat ini,” ujar Budiman ketika menyambangi MNC News Center, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
BACA JUGA: Jalin Hubungan Baik dengan Indonesia, Anggota DPR Malaysia Kunjungi Redaksi MNC Group
Anggota Parlemen Malaysia, Budiman Mohammad Zohdi, saat menyambangi Gedung MNC News Center. (Foto: Okezone)
Menurutnya, permasalahan etnis Rohingya ini sudah terjadi sejak lama. Pemerintah di seluruh dunia harus segera mengambil langkah untuk menghentikan masalah ini. Etnis Rohingya harus mendapat kejelasan agar tak mendapati kekerasan kembali.
“Isu Rohingya sudah terjadi sejak 300 tahun. Keadaannya masih sama, Bangladesh tak mau menerima Rohingya, Myanmar juga menolak Rohingya,” jelasnya.
BACA JUGA: PM Malaysia: Muslim Rohingya Disiksa, Diperkosa dan Dibunuh di Myanmar
Namun, Budiman belum dapat memastikan apakah permasalahan ini akan turut diperbincangkan oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, dalam waktu dekat. Kedua pemimpin negara itu memang dijadwalkan bertemu di Kuching, Malaysia dalam waktu dekat.
“Saya belum dapat pastikan apakah isu ini akan diperbincangkan,” jelasnya.
BACA JUGA: Mantap! Protes Keras Soal Rohingya, Malaysia Panggil Dubes Myanmar
Sikap tegas Malaysia tak hanya ditunjukkan dengan memanggil Dubes Myanmar untuk Malaysia. Sebuah kebijakan baru terkait Myanmar juga dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Malaysia. Dalam kebijakan baru tersebut, Pemerintah Malaysia memberikan peringatan perjalanan atau travel advisory kepada warga Malaysia. Mereka diminta menunda semua perjalanan yang dianggap tidak penting ke Rakhine. Kemlu Malaysia juga meminta semua warga Negeri Jiran di Myanmar untuk mengambil langkah pencegahan serta menyadari situasi keamanan di sana terkait kekerasan di Rakhine.
Teguran tidak hanya diberikan kepada Myanmar. Menlu Malaysia juga menghubungi Iran dan Turki guna mengajak kedua negara mengajukan proposal pengadaan pertemuan khusus. Mereka berencana membahas nasib Rohingya dalam forum Organisasi Negara-Negara Islam (OKI). (DJI)
(Rifa Nadia Nurfuadah)