RIYADH – Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, mengeluarkan pernyataan yang disambut banyak pihak di dunia. Ia mengklaim akan mengembalikan Arab Saudi menjadi negara Islam yang moderat.
Pernyataan itu disampaikan Pangeran Mohammed saat ia menghadiri forum ekonomi yang diadakan di Kota Riyadh. “Kami kembali menjadi seperti kami yang sebelumnya (yaitu-red) sebuah negara Islam moderat yang terbuka untuk semua agama dan dunia,” ucap Pangeran Mohammed, sebagaimana dikutip dari Russia Today, Rabu (25/10/2017).
Mengembalikan Islam yang moderat disinyalir menjadi cita-cita Pangeran Mohammed karena ia ingin menyingkirkan paham garis keras dari Arab Saudi. “Kami tidak akan menghabiskan 30 tahun kehidupan kami dalam menangani ide-ide yang merusak. Kami akan menghancurkannya hari ini,” tegas putra Raja Salman itu.
Russia Today mewartakan, perubahan ini juga tampaknya memiliki hubungan dengan Iran yang dituding Pangeran Mohammed mempromosikan ideologi ekstremis. Bahkan Pangeran Mohammed memandang Teheran memiliki ambisi mengontrol dunia Islam.
“Bagaimana saya bisa memahami seseorang atau sebuah rezim yang memiliki keyakinan tegar yang dibangun atas ideologi ekstremis,” ucap sang pangeran terkait pandangannya mengenai Iran.
Hubungan Arab Saudi dan Iran terputus pada 2016 ketika demonstran dari Teheran menyerang Kedutaan Besar Arab Saudi di Negeri para Mullah itu. Insiden itu merupakan respons rakyat Iran atas eksekusi ulama Syiah, Sheikh Nimr al-Nimr, di Riyadh.
Dari sanalah hubungan kedua negara kerap dibayangi tudingan dan prasangka. Kementerian Arab Saudi bahkan pernah menuding Iran membangun jaringan teroris di dalam wilayah Riyadh. Iran pun meresponsnya dengan mengatakan Arab Saudi akan mendapatkan pembalasan ilahi atas tindakannya yang mengeksekusi Nimr al-Nimr.
(Rifa Nadia Nurfuadah)