Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kompolnas: Penyelesaian Kasus Novel Baswedan Bakal Serupa dengan Perkara Kematian Munir

Arie Dwi Satrio , Jurnalis-Sabtu, 04 November 2017 |10:31 WIB
Kompolnas: Penyelesaian Kasus Novel Baswedan Bakal Serupa dengan Perkara Kematian Munir
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti dalam diskusi Populi Center dan Smart FM bertema "Kasus Novel Setelah 200 Hari" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. (Foto: Arie Dwi Satrio/Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti, menduga penyelesaian kasus teror penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berpotensi serupa dengan perkara pembunuhan aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalib.

‎Dalam hal ini, kasus tewasnya pejuang HAM tersebut baru terungkap setelah lebih dari tujuh bulan. Pollycarpus dijadikan tersangka atas kasus pembunuhan Munir. Namun demikian, kasus kematian Munir tersebut hingga kini dinilai masih janggal.

"Sama seperti kasus Munir yang pada bulan ketujuh, Pollycarpus baru dijadikan tersangka. Karena pada saat itu, alat bukti baru didapatkan," kata Poengky saat menghadiri acara diskusi di kawasan ‎Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2017).

(Baca Juga: Cari Titik Terang Kasus Novel, Jokowi Segera Panggil Kapolri Tito untuk Tagih Perkembangan)

Sejauh ini, kata Poengky, ‎jajaran kepolisian sudah melakukan upaya yang cukup maksimal dalam menuntaskan kasus Novel Baswedan. Bahkan, metode yang digunakan pihak kepolisian dengan menganalisis wajah pelaku sudah diupayakan hingga meminta bantuan penegak hukum Australia.

Hanya saja, Poengky menilai ada perencanaan yang cukup matang dari pelaku dan dalang penyerangan Novel Baswedan. Oleh karena itu, pihak kepolisian cukup kesulitan mengumpulkan tanda-tanda pelaku dalam penyerangan terhadap Novel Baswedan tersebut.

"Namun, kasus (air keras) ini cenderung sulit. ‎Kalau Novel, ini terencana. Saat melakukan kekerasan, pelaku sudah berpikir dan tahu akan berbuat apa setelah (menyerang Novel) ini," tandasnya.

(Baca Juga: Kasus Penyiraman Novel Baswedan, Polda Metro: Kami Masih Mencari Pelakunya!)

‎Sekadar informasi, hampir tujuh bulan penyidik senior KPK, Novel Baswedan menjalani perawatan mata di rumah sakit di Singapura. Kedua matanya terluka usai disiram air keras oleh orang tidak dikenal pada April 2017.

Novel pun sempat menjalani operasi besar di bagian mata kirinya pada Oktober 2017. Namun, dokter yang merawat kondisi mata Novel menganjurkan penyidik senior lembaga antirasuah tersebut dilakukan operasi kembali.

Namun demikian, belum ada titik terang siapa pelaku maupun dalang dalam penyerangan yang diduga dilakukan secara sistematis dan berencana‎ terhadap Novel Baswedan.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement