SEMARANG - Sejumlah trotoar atau pedestrian di Kota Semarang, Jawa Tengah, disebut tak ramah terhadap penyandang disabilitas. Bahkan, orang-orang dengan keterbatasan fisik itu kerap berebut dengan pengendara sepeda motor karena tak sabar mengantre di jalan.
"Sebenarnya mulai banyak dipenuhi (trotoar) namun dalam pelaksanaannya harus berebut dengan kendaraan. Saya ambil contoh di depan Masjid Baiturrahman Simpang Lima. Karena harus berebut dengan sepeda motor maka akhirnya diberi pembatas," ujar penyandang disabilitas Didik Sugianto, Selasa (21/11/2017).
Warga Kalipancur Semarang itu menambahkan, semula trotoar dibangun dengan desain dan konstruksi yang memadai. Selain lebar, jalur untuk pejalan kaki itu juga relatif halus sehingga pengguna kursi roda bisa dengan nyaman mengaksesnya. Namun, kenyamanan penyandang disabilitas mulai terusik ketika pengendara sepeda motor turut naik ke trotoar.
"Untuk mencegah pengendara motor naik trotoar, maka dipasang tiang-tiang pembatas di tengah trotoar. Akibatnya, teman-teman disabilitas yang semula bisa mengaksesnya (trotoar), akhirnya tertutup dengan pembatas itu," terangnya.
Dia pun membandingkan dengan trotoar di Yogyakarta yang dianggap lebih ramah terhadap penyandang disabilitas. Harapannya bisa mengguanakan fasilitas umum di tempat publik itu pun sempat diutarakan kepada pejabat di Pemerintah Kota Semarang.