TIDAK ada yang tahu nasib seorang pemuda bernama Raden Soedirman bakal menjadi seorang jenderal besar. Bahkan, ia berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kemudian turut memperkenalkan teknik perjuangan perang gerilya yang sulit ditaklukkan musuh dan sangat diakui publik dunia.
Soedirman yang lahir di Purbalingga, Jawa Tengah, pada 24 Januari 1916 memulai pendidikan formalnya di Sekolah Taman Siswa (setingkat sekolah dasar/SD). Lalu pada 1923 lanjut ke Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Kemudian pada 1930, ia masuk ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO, setara dengan sekolah menengah pertama) Parama Wiworotomo, Cilacap.
Sebagaimana dimuat dari berbagai sumber, Sabtu (25/11/2017), karier Soedirman menjadi pendidik tumbuh ketika memutuskan belajar di Kweekschool (sekolah guru) di Surakarta yang dikelola Muhammadiyah. Di sana ia menempuh pendidikan selama 1 tahun. Kemudian pada 1936, Soedirman kembali ke Cilacap untuk mengajar di SD Muhammadiyah, setelah mendapat pelatihan dari guru-guru di Wiworotomo.
Saat menjadi guru, Soedirman mendidik murid-muridnya melalui pendekatan moral. Ia kerap menggunakan contoh dari kehidupan mulia para Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi wasallam dan kisah wayang tradisional. Murid-muridnya menyatakan Soedirman adalah guru yang adil dan sabar, kemudian sering menampilkan humor serta cerita nasionalisme dalam pelajaran. Hal ini membuat Sang Jenderal Besar populer di kalangan murid.
(Baca: OKEZONE STORY: Luar Biasa! Buku 'Pokok-Pokok Gerilya' Karya AH Nasution Jadi Rujukan Militer Dunia)