JAKARTA - Sejumlah petugas dari Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah sibuk melakukan pembersih terhadap sejumlah material pasca-ambruknya selasar Tower II.
"Pekerjaan pembongkaran puing ini sedang kita lakukan, kita lakukan secara maksimal untuk mengeluarkan puing-puing malam ini," kata Director of Chusman and Wakefield sebagai Pengelola Gedung BEI, Farida Riyadi, Selasa, (16/1/2018).
Farida mengungkapkan, bahwa akan mengupayakan agar kondisi Tower II BEI bisa digunakan seperti semula. Sehingga lanjutnya tidak mengganggu aktifitas di BEI.
"Kita sedang mengusahakan untuk Tower II besok pagi kita usahakan untuk berjalan normal," ungkapnya.
Pantauan di lokasi sekira pukul 20.05 WIB satu persatu petugas mengangkut material seperti beton dari reruntuhan Tower II dan dipindahkan kedalam truk. Sedikitnya ada dua buah truk yang dipakai untuk mengangkut material yang roboh.
(Baca juga: Pemprov DKI Akan Bentuk Tim Khusus untuk Audit Gedung di Jakarta)
(Baca juga: Mahasiswa Jadi Korban Roboh Selasar BEI, Studi Banding UBD Dibatalkan)
Namun sayangnya para wartawan tidak diperkenankan untuk mengambil gambar saat dilakukan pembersihan puing-puing tersebut.
"Mas kalau mau ambil (gambar) bilang dulu mas," teriak salah seorang karyawan BEI. Sontak para petugas keamanan langsung meminta awak media keluar dari loby utama gedung BEI.
Seperti yang diketahui, atap selasar di lantai 1 tower 2 Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) roboh pada pukul 12.10 WIB. Reruntuhan itu menimpa para korban yang sebagian merupakan mahasiswa Universitas Bina Dharma, Palembang yang sedang melakukan kunjungan.
Atas kejadian itu, 72 orang mengalami luka-luka dan dilarikan di sejumlah rumah sakit di Jakarta, seperti Rumah Sakit Siloam 28 orang, Rumah Sakit Mintoharjo Angkatan Laut 17 orang, Rumah Sakit Jakarta 20 orang, dan Rumah Sakit Pertamina 7 orang.
Saat ini, Tim Puslabfor Polri akan mengambil beberapa sampel di lokasi kejadian untuk kemudian diuji di laboratorium forensik, untuk memastikan penyebab ambruknya selasar Tower 2 BEI tersebut. Polri juga menegaskan bahwa penyebabnya bukan karena ledakan bom.
(Awaludin)