JAKARTA – Pengamat tata kota Yayat Supriatna mengingatkan para kontraktor yang dipercaya membangun infrastruktur oleh pemerintah untuk memperhatikan ketelitian dan kecermatan saat bekerja. Ini penting dilakukan agar tak ada lagi kecelakaan kerja dalam pembangunan infrastruktur yang menyebabkan pekerjanya tewas.
Ia juga mengingatkan agar para kontraktor tidak terburu-buru dengan tenggat waktu yang ditargetkan pemerintah sehingga mengabaikan kecermatan serta ketelitian. "Harus ada ketelitian, dan kalau bisa jangan tergesa-gesa dengan menyampingkan aspek keselamatan dan keamanan," ujar Yayat saat dihubungi Okezone, Kamis (8/2/2018).
Dia melanjutkan, kontraktor utama yang ditunjuk pemerintah juga harus mengevaluasi setiap pekerjaan yang dilakukan subkontraktor di bawahnya. Hal ini penting sebagai salah satu pengawasan standar keselamatan dalam bekerja.
"Sistem pengawasan internal juga harus diperhatikan. Di bawah kontraktor biasanya pasti ada sub-subkontrakror. Nah, kontraktor utama ini harus menagwasinya," tuturnya.
(Baca: Crane Kembali Jatuh, Pemerintah Diminta Bentuk Komite Keselamatan Konstruksi)
Dirinya berharap para kontraktor memerhatikan kondisi fisik dan psikologis pekerjanya agar terhindar dari kecelakaan akibat bekerja demi mengejar target selesainya pembangunan.
"Ini perlu kita cermati kecepatan dan ketepatan oke, tapi kecermatan dan keselamatan itu nomor 1," tegasnya.
Sebagaimana diketahui tercatat, sepanjang 2017 terjadi sejumlah kecelakaan kerja berupa crane jatuh. Sebut saja jatuhnya crane rambu VMS di Kilometer 15 Jalan Tol Cikampek; crane proyek LRT Palembang yang menimpa dua rumah warga; kemudian crane proyek hotel di Solo, Jawa Tengah, yang juga timpa rumah warga; serta tiang crane yang menimpa rumah warga di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Teranyar, proyek jalur dwiganda (double-double track/DDT) Jatinegara dihebohkan insiden jatuhnya crane pengangkut material hingga menewaskan empat pekerja pada Minggu 4 Februari 2018 subuh.
Selang sehari, tepatnya pukul 17.45 WIB, underpass Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, ambruk karena tak kuasa menahan longsoran yang menutupi hampir seluruh bagian jalan. Akibat dari longsoran tersebut, sebuah mobil dengan nomor polisi A 1567 AS tertimpa reruntuhan longsor.
(Hantoro)