KUPANG - Pasangan Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur nomor urut 1, Esthon Foenay-Chris Rotok memastikan untuk memberantas praktik perdagangan orang (human traficking) di provinsi berbasis kepualaun itu yang berkedok pengiriman tenaga kerja Indoesia (TKI) ke luar negeri.
Menurut Esthon, Nusa Tenggara Timur telah menjadi lahan subur bagi praktik ilegal pengiriman TKI dan TKW ke luar negeri oleh sejumlah perusahaan jasa tenaga kerja. Akibatnya hingga saat ini sudah banyak warga dari provinsi seribu nusa itu yang menjadi korban penganiayaan majikan bahkan harus meregang nyawa.
"Di hari ini saja ada seorang TKI atas nama Adelfina Sau korban meninggal dipulangkan ke NTT. Sebagai warga NTT kita harus menangis dan berkabung atas musibah yang terus berulang ini," kata Esthon.
Wakil Gubernur NTT 2008-2013 itu mengatakan, pemerintah harus punya formula perlindungan dan pengawasan tenaga kerja yang akan dikirim ke luar negeri. Jangan biarkan praktik ini terus berulang di setiap waktunya. "Pasangan Esthon-Chris pastikan kepada masyarakat NTT bahwa kami punya formula ampuh itu. Kami sanggup mengatasinya," kata Esthon.
Pola pengawasan ketat terhadap perusahaan jasa tenaga kerja yang ada tentu harus dilakukan sehingga tidak lagi mudah mendapat atau merekrut calon tenaga kerja secara ilegal. Kerja sama dengan aparay kepolisian da pihak lain tentu harus dilakukan. "Prinsipnya kami punya formulanya dan kami tidak akan biarkan perekrut lakukan secara ilegal," katanya tegas.
Terhadap korban TKW Adelfina Sau yang dipulangkan hari ini, Esthon berharap akan ada campur tangan pemerintah khususnya di daerah ini demi meringankan duka keluarga. "Kita tentu berharap akan ada perhatian maksimal dari pemerintah daerah ini dalam tragedi kemanusiaan yang menimpa Adelfina Sau," kata Esthon.
Sementara itu seorang anggota Tim Relawan Esthon-Chris, Fary Djemi Francis mengatakan terhadap penyelesaian persoalan TKI dan TKW di NTT, sudah menjadi salah satu bagian penting dari rencana pembangunan lima tahun ke depan jika Esthon-Chris terpilih. Hal itu dilakukan karena NTT sudah masuk dalam zona merah dan kategori kritis perdagangan orang di Indonesia. Karena itu butuh komitmen kepala daerah untuk mengatasinya. "Esthon-Chris miliki komitmen itu dan siap menuntaskannya," katanya.
(Baca Juga: Esthon-Chris Dukung Kampanye Damai Tanpa Politik Uang dan Isu SARA)
Terkait kasus Adelfina Sau, anggota DPR RI asal NTT ini mendesak pemerintah segera melakukan langkah-langkah serius dalam menuntaskan kasus kematian Adelfina.
Menurut dia tragedi berulang menimpa TKI asal NTT yang kali ini dialami Adelfina Sau yangkabarnya disiksa majikan sebelum meregang nayawa itu harus segera direspon cepat Pemerintah Indonesia dan juga NTT. Sikap pemerintah itu dibutuhkan demi memberi rasa nyaman bagi keluarga dan warga NTT serta demi penuntasan kasus tersebut.
Politisi Partai Gerindra itu mengatakan, kematian yang dialami Adelfina sangat menyedihkan. Karena itu, pemerintah harus segera bersikap untuk mengecek dan menuntaskan kasus ini, sehingga kesan di masyarakat, ada langkah nyata yang dilakukan pemerintah dalam penanganan kasus ini. “Kalau sampai saat ini belum ada tindakan apapun dari pemerintah, tentu kita sangat sayangkan. Posisi pemerintah harus bersama rakyat, apapun kondisi yang dialami rakyat, pemerintah segera bersikap, apalgi meninggalnya di negara lain,” tegas Fary.
Fary juga meminta pemerintah untuk tidak melihat kematian TKI asal NTT ini karena kedatangannya ke Malaysia secara Ilegal. Namun, yang paling utama adalah respon kemanusian pemerintah terkait meninggal warganya secara tidak wajar.
(Baca Juga: Esthon Foenay: NTT Perlu Pemimpin Berpengalaman dan Berintegritas Baik)
“Ini persoalan kemanusian. Kita perlu lihat ini secara serius. Kalau ini dibiarkan dan pelakunya tidak diproses, maka ke depan para majikan akan bertindak semena-mena seperti kasus TKi lainnya Mariance Kabu, asal Desa Polli, Kabupaten TTS, yang meninggal karena disiksa majikannya. Sayangnya, kasus kematian ini pun belum tuntas penanganannya,” ungkap Fary.
(Erha Aprili Ramadhoni)