Namun, upaya mereka diketahui penduduk Paterno, sebuah kota yang terletak di sebelah barat daya Etna. Penduduk Paterno menyadari bahwa arus lahar baru ini dapat membahayakan kota mereka sendiri. Mereka pun melakukan perlawanan terhadap penduduk Catania sementara lubang lava kembali mengeras dan terisi.
Selama beberapa pekan berikutnya, lahar mengalir ke arah Catania dan laut. Namun, warga yang berharap aliran lahar akan berhenti atau tertahan tembok kota mereka tidak juga mengungsi.
Akhirnya sebagian besar Kota Catania hancur seperti juga 14 kota dan desa lainnya. Bencana ini dan menyebabkan sekira 17.000 warga Catania tewas dan 27.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Setelah bencana ini, diputuskan bahwa upaya untuk memanipulasi aliran lava alami dilarang dilakukan di Italia. Peraturan ini tetap berlaku sampai ratusan tahun kemudian.
(Rahman Asmardika)