(Baca Juga: Tak Terima Dirazia HP, Lapas Kesambi Cirebon Rusuh)
Para penghuni lapas, menurut Adi, tidak menghendaki adanya razia alat komunikasi setiap hari. Namun, razia dilakukan empat atau lima kali dalam sebulan.
"Mereka itu aspirasinya meminta razia tidak rutin setiap hari, tapi mungkin sebulan empat atau lima. Mereka sebenarnya setuju ada razia tapi keberatan kalau harus setiap hari di razia," tuturnya.
Hingga kini, kata Adi, situasi di dalam lapas kondusif dan para narapidana sudah masuk ke dalam kamar masing-masing. "Dipastikan tidak ada korban jiwa, hanya saja ada kerusakan sedikit," urai Adi.
Sementara Kasubag Humas Kanwil Kemenkumham Jawa Barat, Yayan Ahmad Sufyani juga membenarkan jika kerusuhan yang terjadi disebabkan adanya razia telefon genggam yang dilakukan petugas lapas. Tak Terima di razia, memicu para napi membuat kerusuhan.