" />
JAKARTA - Pembahasan soal poros ketiga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 terus menghangat di masyarakat. Pasalnya, sampai saat ini kontestasi perhelatan lima tahunan itu masih menuju ke arah Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) yang dimunculkan.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memprediksi bahwa poros ketiga atau capres alternatif lainnya justru akan dimunculkan di akhir-akhir waktu atau "Last Minute" pendaftaran calon Presiden.
"Kalau dari awal, rentan dimatikan sebelum berkembang," ucap Pangi saat dikonfirmasi Okezone, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
Pangi berpandangan bahwa poros ketiga itu bisa lahir dari lobi-lobi politik yang dilakukan oleh Cikeas, yang dimotori oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dibekingi oleh mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Apakah capres sang penantang mampu mengimbangi incumbent dan punya kans menjadi kuda hitam pada pilpres 2019," ucap Pangi.
Menurut Pangi, segala kemungkinan dalam Pilpres 2019 masih terus terbuka. Apalagi, kata dia, dewasa ini masih ada masyarakat yang bimbang jika dibenturkan dengan pilihan Capres yang lama-lama.
Tak hanya itu, Pangi menyebut, para pendukung petahana Jokowi juga masih ada yang mengalami dilematis. Apabila, sambung Pangi, Jokowi tidak mampu meyakinkan pemilihnya dengan program unggulan, maka tidak menutup kemungkinan Pemilu 2019 tidak sesukses tahun 2014.
"Kalau programnya bagus, program sesuai kebutuhan rakyat. Rakyat akan melanjutkan dua periode. Namun sebaliknya kalau masyarakat merasa makin susah bekerja, pendapatan kurang, makin sulit kehidupan, maka rakyat akan minta ganti presiden," tutur Pangi.
Dalam Pilpres 2019, beberapa partai sudah mengumumkan mendukung Jokowi sebagai calon presiden. Antara lain, Nasdem, PDIP, Golkar, Hanura, dan PPP serta Perindo. Sedangkan, PKS, Gerindra diprediksi mengusung kembali Prabowo Subianto.
Sedangkan, poros ketiga diprediksikan akan lahir dari Demokrat, PKB dan PAN yang hingga kini belum menentukan pilihan dan masih terus merajut komunikasi politik satu sama lain.
(Khafid Mardiyansyah)