KAIRO – Liga Arab akan menggelar pertemuan darurat pada Selasa terkait serangan mematikan yang dilakukan tentara Israel terhadap demonstran Palestina di Gaza. Pertemuan itu digelar atas permintaan dari otoritas Palestina karena “kejahatan Israel terhadap demonstrasi Tanah”.
BACA JUGA: Warga Palestina di Gaza Dirikan Tenda untuk Demo Di Sepanjang Perbatasan Israel
Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Palestina dan Wilayah Arab yang Diduduki, Saeed Abu Ali mengatakan pertemuan darurat tersebut akan digelar di tingkat perwakilan dengan Arab Saudi bertindak sebagai ketua.
Menurut Duta Besar Palestina untuk Mesir, Diab Al-Louh, negaranya menyerahkan memorandum ke Liga Arab untuk mengadakan pertemuan di tingkat perwakilan permanen karena kejahatan Israel dan penggunaan kekuatan yang mematikan terhadap demonstran Palestina selama demonstrasi Hari Tanah pada Jumat.
Middle East Monitor Senin (2/4/2018) melaporkan, Liga Arab menyatakan telah mengikuti dengan seksama perkembangan dari insiden yang menewaskan belasan warga Palestina dan melukai ribuan lainnya di perbatasan Gaza itu. Organisasi itu juga menuntut masyarakat internasional memenuhi tanggung jawabnya untuk menghentikan pelanggaran Israel dan membentuk komisi penyelidikan.
Laporan terakhir menyebutkan jumlah korban tewas akibat tembakan peluru tentara Israel dalam insiden tersebut telah bertambah menjadi 18 orang setelah seorang korban yang luka parah meninggal dunia.
Pada Jumat, puluhan ribu demonstran berkumpul dan membangun tenda di sepanjang perbatasan Gaza-Israel untuk melakukan unjuk rasa menuntut hak bagi para pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah leluhurnya yang sekarang menjadi bagian dari Israel.
BACA JUGA: Militer Israel Tewaskan 16 Warga Palestina, PBB Minta Penyelidikan
Demonstrasi yang disebut sebagai “Great Return” atau “Kepulangan Besar” itu direncanakan berlangsung selama enam pekan, dari 30 Maret sampai 15 Mei, hari yang disebut oleh warga Palestina sebagai Nakba atau bencana. Nakba menandai perpindahan ratusan ribu warga Palestina dalam konflik yang melingkupi pembentukan Israel pada 1948.
(Rahman Asmardika)