LUBAMBA – Tidak banyak orang di dunia yang bisa mengubah nama sebuah negara, tetapi Raja Swaziland, Mswati III sebagai salah satu monarki absolut yang tersisa saat ini memiliki kewenangan tersebut. Hal itu dibuktikan saat sang raja mengumumkan bahwa dia mengubah nama Swaziland menjadi Kerajaan Eswatini.
Pengumuman tersebut disampaikan Raja Mswati III secara resmi pada Rabu di sebuah stadion di tengah perayaan hari kemerdekaan ke-50 Swaziland. Perayaan tersebut juga menandai hari ulang tahun ke-50 sang raja.
BACA JUGA: Salah Satu dari 15 Istri Raja Swaziland Tewas Bunuh Diri
Nama baru Swaziland, Eswatini berarti “tanah orang Swazi”. Meski perubahan nama tersebut tidak diduga-duga, selama bertahun-tahun Raja Mswati telah menyebut negaranya dengan nama eSwatini.
Nama tersebut juga digunakan Raja MsWati saat berbicara di depan Majelis Umum PBB pada 2017 dan pidato pembukaan parlemen Swaziland pada 2014.
Dia menjelaskan, alasan penggantian nama tersebut karena dia tidak ingin negaranya salah disebut sebagai Swiss yang dalam bahasa Inggris bernama “Switzerland”.
"Setiap kali kami pergi ke luar negeri, orang-orang menyebut kita Swiss," kata Raja MsWati sebagaimana dilansir BBC, Minggu (22/4/2018).
BBC melaporkan, keputusan sang raja untuk mengubah nama negara telah menyebabkan sebagian rakyatnya marah. Mereka berpendapat Raja MsWati seharusnya lebih banyak berfokus pada ekonomi negara yang melamban.
Raja MsWati III adalah putra dari Raja Sobhuza II, yang memerintah selama 82 tahun, Raja Mswati saat ini memiliki 15 istri. Menurut penulis biografi resmi, ayahnya memiliki 125 istri selama masa pemerintahannya.
Sang Raja, yang dikenal sebagai Ngwenyama atau "singa", dikenal karena jumlah istrinya yang banyak dan karena kepatuhannya pada pakaian tradisional.
(Rahman Asmardika)