"Yang ada hanya masjid kritis. Kritis itu bisa di dalam masjid dan di luar masjid," sambungnya.
Imam menuturkan, istilah radikal yang disematkan dengan masjid tidak memiliki ukuran yang kaku. Sehingga sangat sulit mengukur suatu masjid telah menyemaikan bibit radikal atau tidak.
"Istilah radikal kadang-kadang aspek standarnya tidak disebutkan. Kita nggak punya tim atau penaksir mengenai itu," jelas dia.
Kendati demikian, Imam memiliki ukuran tersendiri untuk mendefinisikan suatu masjid yang menyemaikan bibit-bibit radikalisme, di antaranya ialah merasa paling benar dan mengkafirkan pihak lain secara terus menerus.