"Saya pesan yang satu tarifnya hampir Rp90 ribu, akhirnya coba aplikasi pesaingnya dapat Rp23 ribu. Itu untuk jarak dekat kurang dari 10 km," tuturnya.
Chandry memesan taksi online untuk bersilaturahmi ke rumah kerabat dan merayakan Lebaran. Tarif yang melonjak diyakini dia karena minimnya pengemudi taksi online yang beroperasi selepas solat Ied.
"Sudah pesan jam 10 tapi di-'cancel' (ditolak) lima kali, akhirnya coba agak siang sekitar jam 1 sudah bisa dapat," katanya.
Baik Budiman maupun Chandry memaklumi lamanya mendapatkan layanan dan tarif yang melonjak sebagai kompensasi dari minimnya mitra pengemudi yang beroperasi.
Namun, mereka berharap kenaikan tarif bisa dikenakan sewajarnya.
(Fiddy Anggriawan )