JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan sulitnya membangun koalisi bersama Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang.
Presiden ke-enam RI ini pun mengaku sudah menjalin hubungan dengan presiden Joko Widodo sejak tahun 2014 pasca terpilih. SBY mengaku diajak Jokowi untuk berkoalisi didalam pemerintahnnya.
“Waktu itu saya jawab kepada beliau, barangkali tidak tepat bapak dalam pilpres Demokrat tidak mengusung pak Jokowi-JK,” ujar SBY di kediamannya Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2018).
Hingga akhirnya hubungan baik itu berlanjut di tahun 2015 hingga hingga tahun 2018. Tepat di bulan Mei 2018, pertemuan terakhirnya dengan Jokowi dan tetap mengajak partai Demokrat untuk berkoalisi.

“Setiap kami ketemu Jokowi kami selalu bertanya, pak Jokowi apakah kalau Demokrat dalam koalisi partai-partai koalisi itu bisa menerima kehadiran kami? Dan beliau (Jokowi) menjawab ‘ya bisa karena presidennya saya’,” terang SBY.
Bahkan, secara terang-terangan SBY mengaku Demokrat ditawari kursi menteri bilamana bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Tetapi kemudian dalam dua sampai tiga minggu ini terdapat sebuah perubahan.
“Mengapa kemudian dua-tiga minggu terakhir ini seperti ada perubahan. Benar ada perubahan, tapi satu hal ketika saya komunikasi dengan Jokowi berdasarkan niat baik,” pungkasnya.

(Awaludin)