Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketika Sri Sultan HB X dan Mahfud MD Saling Memuji

Angkasa Yudhistira , Jurnalis-Sabtu, 28 Juli 2018 |08:57 WIB
Ketika Sri Sultan HB X dan Mahfud MD Saling Memuji
Mahfud MD memujui Sri Sultan HB X saat menyampaikan pidato di sebuah acara di Yogyakarta (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Saat ini, sungguh langka menemukan pemimpin yang mampu melintas batas suku, agama, ras, dan budaya seperti Bung Karno. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X.

“Pemimpin yang tidak hanya memikirkan diri sendiri dan golongannya, tapi juga melakukan pergumulan dengan orang lain dan bangsanya” ujar Sultan saat memberikan sambutan menjelang penyampaian Orasi Kebangsaan di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Jumat malam 28 Juli 2018.

Di tengah kelangkaan pemimpin seperti itu, Sultan menilai Yogyakarta dan Indonesia beruntung memiliki seorang tokoh seperti Mahfud MD. “Pak Mahfud memiliki karakter yang sederhana, jujur, lugas, dan tegas, tapi selalu bersikap tasammuh, ciri ahlussunnah wal-jamaah, dan seorang pelintas batas yang pandai bernegosiasi” ujar Sultan di depan sejumlah tokoh seperti Buya Syafii Maarif dan pejabat di lingkungan Provinsi DIY.

Selain itu, Sultan juga mengatakan “Pak Mahfud juga mewakili karakter umumnya orang Madura yang berani bertarung. Pak Mahfud adalah seorang petarung” lanjut Sultan memuji Mahfud MD saat menyampaikan Orasi Kebangsaan “Jogja Gumregah untuk Indonesia” dengan tema Mengukuhkan RI dan Pancasila.

Mendapat pujian dari Sri SUltan, Mahfud mengaku tidak menyangka. Di mata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, Sultan justru adalah pribadi yang penting untuk diteladani oleh pemimpin di masa kini.

Mahfud lalu mengisahkan, suatu waktu Sultan menghubungi dirinya untuk meminta bantuan dan pemikirannya. “Saya jawab baik pak, saya segera menemui Bapak. Tapi Sultan menjawab 'jangan pak Mahfud, saya yang menemui Bapak karena saya yang membutuhkan bantuan',” ujar Mahfud menirukan Sultan. Gubernur DIY itu akhirnya datang menemui Mahfud di kantornya, di Kampus Universitas Islam Indonesia.

Anggota Badan Pengarah BPIP ini pun mengisahkan saat dirinya ditunjuk sebagai menteri oleh Presiden Gus Dur. Ketika itu, banyak yang bertanya, meragukan, bahkan menghujat dirinya karena tidak cukup dikenal oleh publik secara nasional.

“Lalu saya meminta waktu untuk bertemu Ngarso Dalem. Saya sampaikan, pak saya rakyat Bapak, ingin bertemu” ujar Mahfud. Sultan kemudian menerima Mahfud dan mendorongnya untuk menerima permintaan Presiden tersebut.

“Jadi orang yang pertama kali saya temui saat saya ditunjuk menjadi menteri oleh Presiden Gus Dur adalah Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X” ujar Mahfud yang kini menjadi Ketua Dewan Penasihat Gubernur DIY disambut tepuk tangan para tamu dan pejabat yang hadir pada malam itu.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement