KARANGASEM - ASEAN Youth Interfaith Camp 2018 (AYIC 2018) secara resmi telah selesai. Upacara penutupan sendiri berlangsung di Puri Den Becingah, Karangasem, Bali pada Sabtu 3 November 2018.
Sebelumnya pada tanggal 31 Oktober 2018, seminar pertama telah dilaksanakan di Yogyakarta. Kegiatan AYIC 2018 di Bali juga disertai dengan kunjungan ke beberapa tempat ibadah di Bali, seperti Puja Mandala, komplek di mana lima tempat ibadah berdiri berdampingan; Desa Dalung, pemukiman dimana pemeluk agama Hindu dan Islam dengan harmonis; serta Pura Besakih, pura terbesar di Indonesia.

Kepala Biro dan Kerjasama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik Indonesia (RI), Yohan, berharap melalui acara ini, generasi muda bisa lebih memahami arti dari toleranasi di tengah masyarakat yang hidup dalam keberagaman saat ini.
(Baca juga: Kemenko PMK Sosialisasikan ASEAN Culture of Prevention kepada Para Pemuda)
"Iya acara AYIC 2018 ini diharapkan bisa jadi agenda rutin terutama adalah dari sisi sosial budaya ASEAN. Harapan kami, kita ingin memberikan satu pengertian, satu bekal pemahaman yang utuh terkait keberagaman yang ada di Indonesia baik sosial, agama, budaya dan sebagainya," jelas Yohan kepada media, Sabtu (3/11/2018).

"Kami juga ingin memperkenalkan peristiwa akulturasi yang pernah terjadi di Indonesia. Antara Indonesia dengan negara-negara lain. Sehingga dengan keberagaman itu, kita tetap bisa menjaga keharmonisan dan tetap ada satu kebersamaan. Sebenarnya tidak hanya Indonesia, dari acara ini kami juga ingin negara-negara lain bisa satu dalam keanekaragaman," pungkasnya.
(Qur'anul Hidayat)