Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Presiden Jokowi Tegaskan Pentingnya Sikap Inklusif dalam Era Digital

Antara , Jurnalis-Minggu, 18 November 2018 |10:44 WIB
Presiden Jokowi Tegaskan Pentingnya Sikap Inklusif dalam Era Digital
Presiden Joko Widodo. (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya bersikap inklusif dalam era ekonomi digital. Hal itu ia sampaikan saat pertemuan dengan Asia-Pacific Economic Cooperation Business Advisory Council (ABAC).

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (18/11/2018), menyebutkan dalam pertemuan dengan tema 'Inclusion in the Age of Disruption: Charting a Common Future' itu Presiden Jokowi bersama Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Vietnam Nguyn Xuan Phuc, dan Utusan Khusus China Taipei Morris Chang membahas isu perdagangan, ekonomi global, serta digital ekonomi.

Pertemuan yang dihelat di APEC Haus pada Sabtu 17 November tersebut dihadiri pula perwakilan ABAC dari keempat negara dan dimoderasi oleh Richard Cantor dari Amerika Serikat. Dari Tanah Air hadir Ketua ABAC Indonesia Anindya Bakrie.

(Baca juga: Agenda Presiden Jokowi di Hari Kedua KTT APEC 2018)

Dalam dialog tersebut, sebagaimana disampaikan Direktur Kerja Sama Intra Kawasan dan Antar-Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Andre Omer Siregar yang turut mendampingi Presiden Jokowi mengatakan bahwa Kepala Negara mengungkapkan bahwa pembangunan ekonomi yang inklusif dengan menggunakan platform digital adalah prioritas Pemerintah Indonesia sejak 2014 dan Indonesia diperkirakan menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020.

Sebagai gambaran, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa di Indonesia pada 2017 tercatat 132,7 juta pengguna internet dan 92 juta pengguna "smartphone", sehingga pemerintah harus terus menyelesaikan pembangunan infrastruktur digital dengan penambahan serat optik Palapa Ring dan penataan spektrum frekuensi untuk menyediakan akses digital yang terjangkau bagi masyarakat.

(Foto: Biro Pers Setpres)

Selain itu, Indonesia akan terus mengimplementasikan Peta Jalan Kebijakan E-Commerce untuk mendukung pengembangan e-commerce sebanyak 17 persen dan mencetak 1.000 technopreneurs pada 2020.

Lebih lanjut Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia memberikan perhatian besar terhadap generasi muda untuk Revolusi 4.0 melalui pendidikan vokasi, politeknik, dan balai latihan kerja. Oleh karena itu, pemerintah mendukung pemanfaatan teknologi di semua sektor misalnya Ruang Guru di bidang pendidikan, atau Go-Jek di bidang transportasi. Semua ini dilakukan untuk mendorong ekonomi yang inklusif.

(Baca juga: Jokowi Gelar Pertemuan Bilateral dengan PM Kepulauan Solomon)

Guna memastikan pembangunan yang inklusif di era digital, Presiden Jokowi mengingatkan agar ketimpangan digital harus diatasi melalui penyusunan peta jalan pengembangan "internet of things", penyediaan "platform" pemasaran digital bagi UMKM misalnya Tokopedia, Qlapa, serta pemanfaatan digital bagi daerah tertinggal melalui kerjasama dengan "marketplace" dalam mengembangkan "platform e-commerce" berbasis potensi daerah seperti pertanian dan perikanan, dan perbaikan kurikulum sekolah agar lebih siap menyambut era digital atau "digital-ready".

Di era digital ini, ucap Presiden, jangan sampai dilupakan aspek inklusivitas, di mana manfaat pembangunan melibatkan dan dapat dinikmati semua orang. Dikhawatirkan bahwa mengabaikan inklusivitas dapat memperburuk kesenjangan. Lalu kesenjangan akan menciptakan masalah sosial dan bahkan konflik.

Di akhir dialog tersebut, Presiden Jokowi secara tegas mengingatkan bahwa ketegangan antarnegara besar dalam perdagangan dunia hanya akan merugikan masyarakat. Ini pula yang juga dapat mendorong konflik sosial.

(Hantoro)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement