Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dedi Mulyadi Sebut Prabowo-Sandi Sedang Jalankan Politik Standar Ganda

Mulyana , Jurnalis-Senin, 26 November 2018 |14:05 WIB
Dedi Mulyadi Sebut Prabowo-Sandi Sedang Jalankan Politik Standar Ganda
A
A
A

PURWAKARTA - Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat, Dedi Mulyadi menilai, saat ini kubu lawan politik sedang menjalankan politik standar ganda. Salah satunya, terlihat dari pernyataan Prabowo terkait isu pemindahan kantor Kedutaan Besar Australia untuk Israel.

Menurut dia, sikap permisif Prabowo terhadap kebijakan luar negeri Australia menurut Dedi, merupakan bentuk inkonsistensi pengolahan isu. Mengingat, selama Prabowo-Sandi dan timnya dikenal gemar meramu isu keumatan dan keislaman.

Dengan kata lain, selama ini pasangan capres-cawapres itu terkesan pro-islam. Namun, saat ini ada pernyataan yang justru berbanding terbalik dengan sikap terdahulu.

"Saya melihat, memang ada standar ganda dalam politik. Saya kira, di dalam negeri beliau terlihat pro-islam. Sementara, ke luar negeri terlihat pro-barat," ujar Dedi saat berbincang dengan Okezone di Purwakarta, Senin (26/11/2018).

Dia berpendapat, sepertinya pasangan tersebut belajar dari kekalahan Pilpres 2014 lalu. Dengan kata lain, kekalahan itu terjadi karena minimnya dukungan luar negeri.

Sehingga, Dedi melihat, pernyataan Prabowo itu merupakan bentuk gerilya politik untuk meraih dukungan barat. Dia menelaah, bukan kali saja Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra itu terlihat pro barat. Isu divestasi saham PT Freeport juga dimanfaatkan Prabowo untuk hal yang sama.

"Saat ada ikhtiar pemerintah melakukan divestasi PT Freeport juga kan Pak Prabowo sangat berpihak pada Freeport. Isu bahwa Jokowi ini dekat dengan Tiongkok juga dimanfaatkan Prabowo. Seolah beliau ingin mengatakan, bahwa nanti jika terpilih, keberpihakan politik luar negeri kita akan digeser ke Barat," jelas dia.

Namun demikian, sambung dia, terlepas dari itu, seluruh rangkaian isu yang dibangun bukanlah hal baru. Mantan Bupati Purwakarta dua periode ini bahkan memandang hal tersebut sah adanya. Akan tetapi, publik tetap harus disajikan isu yang mengandung konsistensi dalam seluruh aspeknya.

"Sebenarnya, tidak ada hal baru dan luar biasa. Ya, sama saja. Bedanya, hanya pada kemasan. Seharusnya, pendukung Pak Prabowo-Sandi yang katanya berasal dari basis Islam itu merasa aneh," ujarnya.

Dedi sempat membayangkan andai Jokowi yang melontarkan pernyataan yang disampaikan Prabowo. Dia meramalkan akan terjadi demo berjilid-jilid akibat pernyataan tersebut.

"Kalau Pak Jokowi yang bilang, itu pasti ramai. Tetapi karena ini Pak Prabowo, pasti respon yang muncul, ya kita nanti tanyakan langsung, ya kita nanti tabayun. Gitu aja sih. Sudah gak aneh," seloroh dia.

Sebelumnya capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan dirinya menghormati kebijakan luar negeri Australia soal pemindahan kantor kedutaan ke Jerusalem. Pernyataan itu dia sampaikan di sela pidato dalam Acara Indonesia Economic Forum 2018 di Jakarta beberapa waktu lalu.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement