Presiden Duterte pun jadi sasaran kritik masyarakat internasional dan berbagai kelompok hak asasi manusia atas apa yang dianggap sebagai tindakan pembunuhan di luar hukum.
Duterte juga dikecam karena menjanjikan untuk mengampuni para petugas polisi yang dihukum untuk kasus pembunuhan dalam 'perang anti narkoba'.
"Tembak dulu, pikir belakangan, merupakan perilaku yang tidak bisa diterima dalam masyarakat yang beradab," kata Hakim Roldolfo Azucena saat membacakan keputusan, Kamis (29/11).
"Pembunuhan tak pernah bisa menjadi jalan penegakan hukum. Kedamaian masyarakat tidak pernah dibangun di atas nyawa manusia lain," tambahnya.
Pembunuhan Kian Delos Santos di ibu kota, Manila, telah menjadi salah satu kematian paling menghebohkan dalam aksi memerangi narkoba yang menjadi kebijakan Duterte.