Menurut Kepala BMKG Bandara Iskandar Pangkalan Bun, Slamet Riyadi, peristiwa munculnya awan berbentuk gelombang tsunami karena cell awan kumulonimbus yang cukup besar.

“Peristiwa tersebut dikenal sebagai cell awan kumulonimbus yang cukup besar, biasanya menimbulkan hujan deras disertai kilat atau petir dan angin kencang. Untuk periode luruhnya awan tersebut tergantung besarnya,” ujar Slamet.
Ia menuturkan, awan kumulonimbus ini berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Kalteng.
“Awan kumulonimbus ini sangat berbahaya. Bahkan, membahayakan bagi lalu lintas penerbangan,” ujarnya.
(Qur'anul Hidayat)