Ketika itu poster dan spanduk bergambar Raja Salman berjejer di sejumlah jalan protokol. Bahkan Dewan Perwakilan Rakyat sampai harus menyediakan kursi khusus, meski akhirnya Raja Salman berpidato di gedung parlemen tidak sampai tiga menit.
Sementara rencana kunjungan Mohammed bin Salman terkesan tertutup. Belum jelas apa yang membuat lawatan ini berbeda, yang pasti sosok putra mahkota itu sedang kontroversial pasca munculnya dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, kolumnis suratkabar Washington Post, Oktober lalu.
Kerajaan Arab Saudi sebelumnya menyangkal terlibat dalam pembunuhan itu, tetapi beberapa minggu kemudian mengubah pernyataan itu dengan mengatakan bahwa Khashoggi dibunuh oleh “agen-agen yang jahat.” Sedikitnya 11 orang telah diseret ke meja hijau, meskipun otak pembunuhan yang sesungguhnya hingga kini masih samar.
Kongres Amerika telah menggunakan UU Magnitsky untuk mendorong pemerintah Trump menyelidiki pembunuhan keji itu, namun hingga tenggat yang ditetapkan berakhir, belum ada satu pihak pun disebut secara terang-terangan sebagai pelaku pembunuhan.
(Fakhri Rezy)