DUNIA maya hari-hari ini dihebohkan dengan beredarnya sebuah foto KTP Elektronik milik Guohui Chen seorang Warga China yang menetap di Cianjur, Jawa Barat.
Foto tersebut disebar melalui banyak grup di media sosial, salah satunya adalah Facebook. Tak sekedar foto, unggahan itu pun disertai narasi "ada jutaan WNA china yg disiapkan untuk mencoblos dlm pilpres nanti…pantesan ada sosialisi pencoblosan berbahasa mandarin.."
Dalam penelusuran grup Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax (FAFHH), diketahui bahwa informasi ini masuk kategori disinformasi atau 'manipulated content'.
Dijelaskan bahwa nomor induk kependudukan atau NIK yang sama itu ternyata memang tercatat atas nama Bahar. Namun ada data yang berbeda. Data Kelurahan tempat Bahar tinggal berada di daerah Sayang, Cianjur. Sementara si TKA China berada di Muka, Cianjur.
Sebagaimana ramai diberitakan, seorang Warga Negara Asing (WNA) asal China yang tinggal di Cianjur, Jawa Barat, memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). Di kolom alamat, diketahui WNA tersebut bernama Guohui Chen yang tinggal di Kelurahan Muka, Kecamatan Cianjur. Identitas mirip e-KTP itu sendiri dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur.
Setelah dicek di infopemilu.kpu.go.id tentang data pemilih, NIK yang keluar juga atas nama Bahar. Nama yang sama juga terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Cianjur
Namun, saat ditemui beberapa wartawan, Bahar mengaku bingung namanya muncul di aplikasi KPU RI dengan NIK milik warga negara asing (WNA) China berinisial GC. "Saya tinggal di sini sejak tahun 1996, tidak ada masalah soal NIK. Baru kali ini saja ada perbedaan, baru tahu setelah dikabari ketua RT pagi tadi," kata Bahar.
Bahar mendapat informasi NIK-nya mendadak disebut hilang oleh pihak RT yang menyampaikan ada kekeliruan dari pihak KPU. "Katanya NIK saya hilang, ada kekeliruan. Kalau kaitan nyoblos tergantung orang-orang yang pintar, kalau buat saya disuruh milih ya milih. Kalau nggak ada panggilan, ya nggak," tutur Bahar.
(Khafid Mardiyansyah)