JAKARTA - Untuk menjaga kelestarian alam dan ekosistem laut, Satgas Yonif 711/Rks bersama dengan para mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) bergotong royong membersihkan kotoran plastik di Pulau Pombo Kabupaten Maluku Tengah.
Dansatgas Yonif 711/Rks, Letkol Infanteri Fanny Pantouw Pulau Pombo adalah sebuah pulau kecil tanpa penghuni diantara Pulau Ambon dan Pulau Haruku yang merupakan obyek wisata terkenal dengan surga tersembunyi di Kabupaten Maluku Tengah.
"Keindahannya dikenal dengan hamparan pasir putih dan gradasi hijau kebiruan, menyejukkan mata dan sangat eksotis. Namun, seiring dengan waktu, lingkungan hidup, terumbu karang di Kepulauan Maluku pun mulai terancam tercemar sampah plastik. Tidak hanya itu, pencemaran plastik pun merusak terumbu dan ekosistem mangrove, juga membuat ikan-ikan mengalami keracunan yang pada akhirnya bisa punah," kata dia, Senin (4/3/2019).
Berdasar kondisi tersebut, lanjut Fanny, di tengah tugasnya menjaga keamanan wilayah Ambon, ia menyempatkan diri bersama masyarakat khususnya para mahasiswa Unpatti untuk membersihkan sampah dan kotoran yang ada di pesisir Pulau Pombo.
"Sesunguhnya, tujuannya bukan semata-mata membersihkan sampah plastik, namun bagaimana membangun kebersamaan para mahasiswa yang notabene generasi muda Maluku untuk bersama-sama bangkit dan peduli membangun daerahnya kembali," tuturnya.
Ia berharap adanya kesadaran masyarakat yang dimotori para mahasiswa untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar pulau tersebut. Salah satunya ialah dengan tidak membuang sampah ke laut. Sehingga diharapkan Ambon menjadi primadona dan dapat menjelma menjadi destinasi wisata nasional bahkan dunia.
"Dengan menggandeng mahasiswa diharapkan mereka sebagai pemuda calon pemimpin bangsa dapat mengkampanyekan dalam menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah plastik ke sungai, pantai dan laut,’’ kata dia.
Sementara itu, Aditya Tri, salah satu mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpatti Ambon mengaku sangat tergugah hatinya melihat kepedulian Satgas Yonif 711/Rks. "Mereka yang sebenarnya bukan asli Maluku saja peduli dan mau bergerak, seharusnya kita sebagai orang asli Maluku dan tinggal di Maluku harus lebih peduli,’’ kata Aditya.
Dirinya mewakili seluruh warga Maluku menyampaikan terima kasih kepada Satgas atas terwujudnya kegiatan ini. Sebab, selain dapat mengubah kondisi Pulau Pombo yang banyak sampah menjadi bersih, juga mampu menggugah kepekaan mahasiswa dan warga Maluku akan pentingnya peduli lingkungan.
(Rizka Diputra)