"Tidak menutup kemungkinan saat dilakukan pengembangan bisa saja ada pelaku tambahan, namun kasus perampokan yang ditangani tim gabungan Polda Bali untuk pertama kalinya itu baru dapat dikembangkan bila pelaku sudah ditangkap semua, misalnya TKP mana saja sebelumnya pernah dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Bali," kata Hengky.

Secara tegas, Hengky mengatakan, Polda Bali tidak menggeneralisasi semua WNA dari Eropa Timur yang berlibur ke Pulau Dewata melakukan kejahatan. Namun, hanya seorang yang melakukan tindak pidana yang jadi sorotan.
"Kami tidak bisa memasukkan daftar hitam dan pencekalan negara mana saja yang tidak boleh masuk ke Indonesia. Namun, kami melihat dari sisi kasus per kasus yang dilakukan WNA. Kami juga sudah sering berkoordinasi dengan pihak konsulat para WNA yang melakukan kejahatan di Bali dan ikut mendukung proses hukum yang berlaku di Indonesia," katanya.
(Awaludin)