Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Masjid Lautze, Pusat Dakwah & Pembinaan bagi Para Mualaf Tionghoa

Fahreza Rizky , Jurnalis-Sabtu, 18 Mei 2019 |13:31 WIB
Masjid Lautze, Pusat Dakwah & Pembinaan bagi Para Mualaf Tionghoa
Masjid Lautze di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat (Foto: Fahreza Rizky/Okezone)
A
A
A

MASJID Lautze terletak di kawasan pecinan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Masjid ini terbilang unik karena bentuk bangunannya menyerupai sebuah klenteng dengan langgam Tiongkok. Tak ada kubah ataupun menara di dekatnya. Masjid ini menjadi destinasi wisata religi yang menarik selama Ramadan.

Ato (28), seorang karyawan toko tekstil di Pasar Baru, mengaku sering mengunjungi masjid ini untuk menunaikan salat zuhur dan ashar.

Jika Ramadan tiba, ia menjadikan masjid ini sebagai tempat untuk mengaji sekaligus berlindung dari panasnya sinar matahari di Ibu Kota.

"Ya sering ke sini karena tempat saya kerja kan dekat. Salat zuhur, ashar di sini terus kalau lagi bulan puasa ya ngaji, tidur-tiduran di sini karena hawanya sejuk," kata dia saat ditemui Okezone, beberapa waktu lalu.

Ato mengaku telah mengetahui keunikan Masjid Lautze dari pemberitaan media online. Ia bersyukur bisa mengunjungi masjid ini karena jaraknya cukup dekat dengan tempatnya bekerja. "Iya, tahu dari internet juga," imbuhnya.

Masjid Lautze

Dia menjelaskan, tidak semua orang yang melintas di kawasan pecinan Pasar Baru mengetahui keberadaan Masjid Lautze. Sebab, masjid ini tidak berbentuk sebagaimana masjid pada umumnya.

"Menurut saya sih enggak semua orang tahu ya karena bentuknya kayak ruko biasa saja, hanya warnanya yang mencolok. Yang tahu paling yang biasa beraktivitas di sini dan orang yang sudah mencari tahu duluan di internet," jelasnya.

Kata dia, masjid ini mencerminkan kebhinekaan Indonesia karena menjadi simbol perpaduan keanekaragaman yang ada. Oleh sebab itu, ia bersyukur atas kehadiran Masjid Lautze di tengah kawasan pecinan Pasar Baru. Kehadiran masjid ini sejatinya ditujukan untuk mendekatkan diri dengan etnis Tionghoa yang bermukim di sana. Masjid Lautze juga menjadi pusat pembinaan mualaf yang umumnya berasal dari warga Tionghoa.

Kaligrafi di Masjid Lautze

Masjid ini diresmikan pada tahun 1994 oleh Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) kala itu, BJ Habibie. Masjid Lautze dikelola oleh yayasan Haji Karim Oei.

Masjid Lautze terbilang sangat unik karena bentuk bangunannya tidak nampak seperti masjid pada umumnya. Bentuknya kontak menyerupai ruko. Kemudian arsitekturnya bergaya seperti klenteng dengan perpaduan warna kuning, hijau dan merah.

Masjid Lautze sendiri terdiri dari empat lantai. Lantai satu dan dua diperuntukkan untuk tempat salat. Sedangkan lantai tiga diperuntukkan untuk kantor sekretariat. Kemudian lantai empat dijadikan aula untuk menggelar pertemuan.

Infografis Lipsus Masjid

Uniknya, Masjid Lautze hanya beroperasi seperti jam kerja, yakni dari pukul 09.00-17.00 WIB pada hari Senin-Jumat.

Sedangkan pada hari Sabtu ataupun tanggal merah, masjid ini libur. Dengan jam operasional ini otomatis masjid tersebut hanya menggelar salat zuhur dan ashar secara berjamaah. Kemudian pada hari Minggu, umumnya masjid ini digunakan untuk membina para mualaf.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement