MATARAM - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah mengaku prihatin sejumlah pejabat di Kantor Imigrasi Kelas I Mataram terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kita terkejut semua OTT KPK. Padahal sehari-hari ada tindakan pencegahan di NTB," ujar Zulkieflimansyah, dilansir dari laman Antaranews, Rabu (29/5/2019).
Dia berharap apa yang terjadi di Imigrasi Mataram tidak terjadi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. "Kita berterima kasih, semoga hal-hal yang tidak kita inginkan tidak terjadi di Pemprov NTB," katanya.
Dirinya lantas mengingat pesan salah satu pimpinan KPK, Basaria Panjaitan yang mangatakan tidak ingin ada OTT di NTB. Namun, ternyata asa itu meleset. "Ibu Basaria bilang tidak ingin ada OTT, karena dulu beliau pernah tinggal lama di NTB karena bertugas. Ternyata ada OTT," tuturnya.
Zul, demikian dia akrib disapa, berharap OTT tidak lagi terjadi di NTB, sebab bisa berdampak terhadap wisatawan. "Daerah wisatawan itu butuh kepastian hukum. Karenanya, semoga ada efek jera juga bagi pemain yang ada," ujar dia.