JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tanjung menginginkan kader Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dapat maju sebagai calon ketua umum partai berlambang pohon beringin. Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Halalbilhalal KAHMI, di rumah dinas Ketua DPR, Jakarta pada Kamis 27 Juni 2019 malam. Dengan begitu, Akbar berharap kader KAHMI dapat lebih mewarnai kancah politik di Indonesia.
"Saya dengar adinda Bambang Soesatyo yang saat ini Ketua DPR ingin maju sebagai Ketum Partai Golkar. Saya pernah menjadi Ketum Partai Golkar karena kepandaian dan kemampuan saya. Jadi, kalau ingin menjadi ketum harus pandai-pandai. Saya dukung karena kita sepakat para kader kita harus menduduki berbagai posisi penting," kata Akbar.
Dirinya mengaku bangga dengan banyaknya kader KAHMI yang menduduki posisi penting di pemerintahan dan berbagai bidang profesi. Sebut saja Koordinator Presidium KAHMI, Hamdan Zoelva yang pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) atau Bambang Soesatyo yang kini menjabat Ketua DPR.
"Pengkaderan di HMI melalui latihan kader (LK) selama ini sudah berjalan baik. Pengkaderan yang dilakukan di HMI tidak hanya bertujuan mencetak tokoh organisasi saja. Lebih jauh, pengkaderan yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan kader HMI yang mampu menduduki berbagai posisi penting di bidang politik, sosial, kemasyarakatan serta profesi," katanya menambahkan.
Sementara itu, menanggapi pernyataan Akbar, Bambang Soesatyo atau yang karib disapa Bamsoet meminta KAHMI menjadi mediating force untuk terjadinya rekonsiliasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi, banyak tokoh KAHMI dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang memegang peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Sebagai contoh, saya alumni HMI keempat yang menempati rumah jabatan di kompleks pejabat negara Widya Chandra ini. Yang paling lama adalah Bang Akbar Tandjung, mulai sejak menteri sampai menjadi Ketua DPR. Kemudian dilanjutkan Pak Marzuki Alie, lalu Kang Ade Komaruddin dan sekarang saya. Ini tentu menarik untuk menjadi renungan bagi kita semua keluarga besar HMI," ujar Bamsoet, Jumat (28/6/2019).
Mantan Bendaraha Umum Partai Golkar periode kepemimpinan Aburizal Bakrie (2014-2016) itu mengatakan, KAHMI dan HMI punya networking yang sangat kuat dan bisa menjadi kekuatan dalam membangun bangsa.
Sumber daya alumni HMI sangat luar biasa, tinggal digerakkan agar menjadi kekuatan yang produktif untuk memajukan bangsa dan negara.
"Mau mencari profesor banyak, doktor sangat banyak, master atau pasca sarjana apalagi. Mau cari profesi apa saja juga ada. Karenanya, akademisi, intelektual dan kaum profesional yang ada di HMI dan KAHMI harus menjadi lokomotif perubahan," ucapnya.

Kaderisasi HMI menurutnya, harus dipelihara agar tetap tumbuh subur. HMI pun harus hidup baik di kampus negeri maupun swasta.
"Itulah misi utama alumni HMI, tugas pokok KAHMI dan tugas kita semua. Jangan sampai organisasi KAHMI semakin besar, alumninya semakin hebat, tetapi justru HMI-nya tidak berkembang. Jangan sampai kepeloporan HMI tidak terdengar lagi di dunia kemahasiswaan dan kepemudaan. Kalau sampai hal ini terjadi, maka yang salah adalah alumninya," kata Bamsoet mengingatkan.
HMI lanjut dia, harus mampu melakukan transformasi terlebih di era Revolusi Industri 4.0 yang semuanya serba digital. Dalam era disruption dewasa ini kata Bamsoet, mottonya bukan lagi yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat.
"Jika HMI tidak cepat melakukan perubahan, maka ia akan tergilas oleh perkembangan zaman," ujarnya.
(Rizka Diputra)