SURABAYA - Beragam cara dilakukan masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idul Adha. Salah satunya dengan melakukan lem sallem (salaman) ke rumah-rumah warga di saat malam takbiran lebaran Idul Adha. Hal itu seperti yang terjadi di Desa Langkap, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jatim.
Namun yang lem sallem bukan orang dewasa, melainkan anak kecil berusia antara 5 tahun sampai 12 tahun. Mereka berkeliling kampung untuk lem sallem dengan setiap orang yang rumahnya dikunjungi. Setelah bersalaman dengan pemilik rumah, anak-anak kecil itu tidak langsung pulang.
Sebab pemilik rumah meminta anak-anak untuk berbaris karena akan diberikan kue atau angpao. Uniknya ketika akan berangkat lem sallem, anak-anak membawa kresek dari rumah masing-masing. Itu dilakukan untuk menyimpan kue atau snack yang telah diberikan oleh warga.

Tradisi lem sallem ini hanya ada ketika malam lebaran Idul Adha (setahun sekali). Sedangkan untuk lebaran Idul Fitri tidak ada yang lem sallem. Tradisi lem sallem sendiri sudah ada sejak dulu. Anak-anak yang berangkat lem sallem usai sholat maghrib sampai pukul 19.30 WIB.
Tak pelak jalan di kampung dipenuhi dengan anak-anak berjalan. Mereka keluar masuk dari rumah yang satu ke yang lain. Sehingga membuat malam takbiran Hari Raya Idul Adha semakin meriah dan semarak.
Ketika pulang, kantong plastik yang mereka bawa akan penuh dengan beragam kue dan snack serta angpao. Meskipun berjalan kaki cukup jauh saat lem sallem, rupanya tidak membuat mereka capek, melainkan merasa senang. Kemudian kue itu dimakan bersama-sama.
"Setiap malam lebaran Idul Adha, saya selalu lem sallem bersama saudara sepupu dan teman-teman. Saya datang rumah-rumah untuk bersalaman dan meminta maaf," terang salah seorang anak, Gebril Altsaqib.