SEOUL โ Korea Utara pada Senin mengatakan bahwa pihaknya bersedia untuk memulai kembali pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) pada akhir September. Akan tetapi, Pyongyang memperingatkan bahwa perundingan antara kedua belah pihak bisa berakhir kecuali Washington mengambil pendekatan baru.
Hanya dalam hitungan jam setelah pengumuman tersebut, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa Pyongyang meluncurkan dua proyektil, diduga rudal, yang tidak teridentifikasi dari Provinsi Pyongan Selatan.
BACA JUGA: Bertemu Kim Jong-un, Trump Jadi Presiden AS Pertama yang Menginjakkan Kaki di Korut
Peluncuran itu mengikuti serangkaian uji coba rudal jarak pendek yang dilakukan Korea Utara sejak Kim Jong-un melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump pada 30 Juni. Pertemuan kedua pemimpin tersebut dimaksudkan untuk membuka kembali pembicaraan tingkat kerja yang terhenti sejak pertemuan puncak yang gagal di Hanoi, Februari lalu.
Pembicaraan itu masih belum dilanjutkan meskipun AS telah berulangkali mengajukannya.
Dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita KCNA, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui mengatakan bahwa Pyongyang bersedia untuk melakukan diskusi komprehensif dengan AS pada akhir September "tentang masalah yang sejauh ini telah kita bahas" pada waktu dan tempat yang disepakati antara kedua belah pihak.
BACA JUGA: Kim Jong-un Terima Surat yang 'Sangat Baik' dari Trump
Saat ditanya wartawan di Gedung Putih mengenai tawaran pihak Korea Utara, Trump menyebut tawaran tersebut โmenarikโ, dan kembali mengatakan bahwa dia memiliki hubungan yang baik dengan Kim Jong-un.
"Saya baru saja melihatnya ketika saya datang ke sini, bahwa mereka ingin bertemu. Kami akan melihat apa yang terjadi, "kata Trump sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (10/9/2019). "Saya selalu mengatakan mengadakan pertemuan adalah hal yang baik, bukan hal yang buruk."