Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mahfud MD Bicara Soal Terorisme di Forum Keamanan ASEAN

Rachmat Fazhry , Jurnalis-Sabtu, 02 November 2019 |16:44 WIB
 Mahfud MD Bicara Soal Terorisme di Forum Keamanan ASEAN
Foto Istimewa
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, menghadiri ASEAN Political Security Community Council Bangkok, Thailand, Sabtu (2/11/2019).

Dalam acara tersebut, Mahfud MD menyampaikan pentingnya peningkatan kerja sama kontra-terorisme, khususnya terkait perubahan taktik dan aksi terorisme yang melibatkan perempuan sebagai aktor dan penggunaan senjata ringan.

Ia mengatakan, Indonesia dan AMS sedang dalam tahap finalisasi Work Plan of the ASEAN Plan of Action to Prevent and Counter the Rise of Radicalization and Violent Extremism 2019-2025 atau Bali Work Plan yang diharapkan dapat disepakati pada 13th AMMTC bulan ini.

Selain itu, Mahfud menekankan perlu ditingkatkannya kerja sama information-sharing seperti melalui Interpol 24/7 dan ASEAN Our Eyes.

"Ancaman serangan siber dalam era 4.0 Industrial Revolution dan ekonomi digital, kata Mahfud, ASEAN harus mampu mengatasi tantangan the cross-border data flow dan personal data protection," tutur Mahfud dalam keterangannya yang diterima Okezone.

 Terorisme

Dalam hal penyelundupan narkoba, ia menyampaikan Indonesia akan menjadi tuan rumah 41st ASEAN Senior Officials Meeting on Drugs Matters (ASOD) bulan Agustus 2020. Forum itu sebagai bentuk komitmen untuk mencapai ASEAN Drug Free Vision,

Terakhir, Mahfud menjelaskan sudah saatnya bagi ASEAN untuk mereview ToR AICHR dalam upaya pemajuan dan perlindungan Hak Asasi Manusia di Kawasan.

Perlunya Peran Perempuan

 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan itu menekankan bahwa ASEAN perlu memastikan partisipasi aktif perempuan dalam proses perdamaian.

"Pertama, mendorong pelibatan mediator dan fasilitator perempuan dalam berbagai proses perdamaian di berbagai kawasan. Indonesia telah menyelenggarakan Regional Training on Women, Peace and Security untuk diplomat perempuan pada April 2019, kata dia.

Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut, Indonesia tahun depan akan menyelenggarakan Regional Training untuk ke-2 kalinya.

Regional Training yang dirintis Indonesia, dan ASEAN Women for Peace Registry yang telah dibentuk oleh ASEAN Institute for Peace and Reconciliation menjadi cikal bakal akan bergabungnya ASEAN dalam Global Alliance of Regional Women Mediators Network.

Kedua, lanjut Retno, berdayakan dan tingkatkan jumlah peacekeepers perempuan.

"Indonesia telah memiliki lebin dari seratus peacekeepers yang terlibat langsung dalam berbagai misi perdamaian PBB," tutur Retno.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement