BENGKULU - Bagi penyandang disabilitas di provinsi Bengkulu, sudah tak asing dengan sosok Irna Riza Yuliastuty. Di mata mereka perempuan kelahiran Palembang, 7 Juli 1977 itu bak pahlawan.
Layaknya sosok ibu negara pertama, Fatmawati. Irna menjadi sosok yang konsisten memperjuangkan hak disabilitas di provinsi berjuluk ''Bumi Rafflesia''.
Di provinsi yang dihuni tidak kurang dari 1,9 juta, Fatmawati dikenal sebagai penjahit bendera sang saka merah putih untuk dikibarkan ketika proklamasi kemerdekaan RI, pada 17 Agustus 1945.
Di era generasi millennial ada sosok Fatmawati, bagi penyandang disabilitas di ''Bumi Rafflesia''. Perempuan jebolan SD Negeri 6 Kasala Lampung, tahun 1989 itu layak mendapatkan julukan 'Fatmawati'.
Perempuan berusia 42 tahun itu merupakan pendiri Mitra Masyarakat Inklusif (MMI) Bengkulu. Lulusan SMPN 4 Tanjung Karang, Bandar Lampung ini terus berjuang untuk penyandang disabilitas.
Alumnus SMAN 3 Tanjung Karang, Bandar Lampung ini mulai memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas ketika ada korban kekerasan di kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu, yang menimpa perempuan penyandang disabilitas.
Kala itu, korban kurang mendapatkan hak advokasi. Sehingga jebolan Universitas Bengkulu, 2001, prihatin. Berangkat dari keprihatinan itu hak-hak penyandang disabilitas mulai gencar diperjuangkan.
''Waktu ada korban kekerasan perempuan. Korban kekerasan itu penyandang disabilitas. Dari kondisi itu saya tergerak memperjuangkan hak-hak disabilitas,'' kata Tim Penelitian, Pendidikan dan Advokasi, Cahaya Perempuan- Women’s Crisis Centre Bengkulu, periode 2000, kepada okezone, Selasa 5 November 2019.