KOBAR - Meski raga dikurung dalam jeruji besi, ta melunturkan semangat narapidana yang satu ini untuk terus berkreasi mengisi waktu selama menjalani proses hukuman. Napi berinisial Z (30) penghuni Lapas Klas IIB Pangkalan Bun itu membuat Alquran tulis tangan berukuran besar.
Kalapas Kusnan mengatakan, lembaga pemasyarakatan punya peran dalam melaksanakan pembinaan, terutama bagi orang-orang yang menjalani masa pidana.
Program pembinaan merupakan salah satu cara untuk mendidik napi agar saat keluar penjara bisa diterima kembali oleh masyarakat. Saat melakukan pemantauan di sejumlah blok, Kusnan mengunjungi Blok Dahlia untuk melakukan pengawasan rutin. Ia cukup kaget dan haru saat melihat seorang napi membuat Alquran dengan diameter 86 x 60 cm. Z merupakan warga binaan di Blok Santri atau Blok Minimum Security.
"Pembuatan Alquran dengan diameter besar ini sudah dimulai dari beberapa bulan yang lalu oleh Z," ujar Kusnan. Z juga merupakan santri Pesantren At-Taubah Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun.
Kusnan menerangkan, Alquran tersebut selain dibuat di kertas khusus, juga dikerjakan dengan penuh ketelitian. "Ini merupakan salah satu hasil dari pembinaan kami selama ini, kami selaku petugas dan pembina cukup bangga dengan hasil seperti ini,” ucapnya.
Pembuatan Alquran ini, lanjut Kusnan, sudah hampir diselesaikan dan akan diadakan pencocokan dengan mengundang Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama (Kemenag) Kotawaringin Barat.
Selain itu, Lapas Kelas IIB Pangkalan Bun juga memiliki program pembinaan berupa pembuatan mandau, lukis bakar, miniatur dari kaca, lukisan kaligrafi, dan masih banyak lagi program pembinaan lainnya.